Anak sulungnya, Fransiska dan Berno Edon (14) yang kini duduk di kelas II SMPN 6 Mano. Berno mendapatkan beasiswa untuk sekolah.
Wangku menjelaskan, anaknya yang sakit biasa cari kayu api untuk masak. Namun, kadang-kadang anak itu hanya bisa membawa beberapa batang kayu.
Fransiska sakit parah tahun 2007 lalu. Dia jalan-jalan sendirian, bicara sendirian, dan tidur larut malam.
Tak banyak yang diminta Martinus. Ia hanya ingin ada orang yang bisa memperbaiki dapurnya agar ia bisa memasak untuk anak dan istrinya.
"Saya minta dapur yang reyot diperbaiki sehingga saya bisa masak di dapur yang baik," ujar Martinus.
Berkaca dari kisah keluarga Martinus itu, Indonesia seolah tak pernah terbebas dari jeratan kemiskinan.
Masih mengutip dari Kompas.com, anggota Komisi IV DPR RI Nevi Zuairina mengatakan, pengkaterogian penduduk miskin di Indonesia berada di bawah standar dunia.
Baca Juga: Dicuekin Reino Barack yang Lagi Asyik Main Game, Begini Reaksi Manja Syahrini, Kesal?
"Standar kemiskinan dunia itu 2 dollar AS, sedangkan di kita hanya 1 dollar AS. Jika kita mengikuti standar dunia, maka akan terjadi lonjakan yang sangat drastis di negara kita," kata Nevi, seperti dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/11/2019).
Pada Maret 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) merilis standar garis kemiskinan masyatakat Indonesia adalah Rp 425.250 per kapita per bulan.
Adapun komposisi garis kemiskinan makanan Rp 313.232 (73,66 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan Rp 112.018 (26,34 persen).
Hal tersebut menunjukkan bahwa orang miski Indonesia memiliki pendapatan sebesar Rp 14.175 setiap harinya atau sekitar 1 dollar AS. (*)