Kakek mereka bertindak demikian karena dia masih keluarga kasumedangan.
Hanya beberapa hari dirawat akhirnya tanggal 15 Mei 1966, dia menghembuskan napas terakhirnya dalam pelukan kelima putranya.
Keesokan harinya jenazah diberangkatkan dan dimakamkan di Gunung Puyuh Sumedang.
Jenazah hanya diantar tak lebih dari sepuluh orang termasuk kakek, nenek, dan kedua orangtuanya.
Tidak nampak batang hidung mantan-mantan suaminya.
Kisah hidupnya bisa menjadi pelajaran semua pihak. Kisahnya ada di buku yang ditulis Lingga Wisjnu, berjudul 'Rahasia Hidup R. A. Titin Sumarni'.
Sebagaimana diketahui, Bung Karno meninggal dunia pada 21 Juni 1970.
Bung Karno dimakamkan di sebelah utara Kota Blitar, tepatnya di Jalan Ir. Soekarno.
Dikutip dari Kompas.com, selain terdapat makam dari Presiden pertama Indonesia, pengunjung juga dapat berkunjung ke perpustakaan Bung Karno.
Tepay di sebelah selatan perpustakaan juga terdapat Patung Bung Karno yang kerap dijadikan background ber-swafoto para pengunjung.
Di Perpustakaan Makam Bung Karno terdapat ruangan yang memamerkan ratusan foto dokumentasi Bung Karno dengan berbagai macam kegiatannya.
Selain itu, terdapat spot untuk berfoto sebelum menuju Makam Bung Karno dengan pilar-pilar megah desain modern dengan kolam di tengahnya.
Untuk bisa menuju Makam Bung Karno, Anda harus menaiki tangga dan mengisi buku tamu.
Pengunjung bisa menikmati semua kegiatan di dalam area MBK secara gratis, kecuali biaya parkir kendaraan.
Saat ini areal sekitar MBK telah dipercantik dengan adanya city walk dan beberapa tempat duduk yang bisa digunakan pengunjung untuk beristirahat.
Pengunjung juga bisa berburu oleh-oleh khas Blitar di pintu keluar Makam Bung Karno. (*)