Find Us On Social Media :

Nasib Bintang Film Idola Bung Karno Ini Berujung Tragis, Habiskan Hidup Bersama Mucikari hingga Jenazahnya Diantar 10 Orang Saja Menuju Peristirahatan Terakhir

By Veronica Sri Wahyu Wardiningsih, Rabu, 1 Januari 2020 | 15:16 WIB

Sosok Titin Sumarni

GridPop.ID - Setiap orang memiliki idolanya masing-masing.

Hal itu juga berlaku bagi Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.

Semasa hidupnya, pria yang akrab disapa Bung Karno itu memiliki seorang idola yang merupakan pemian film bernama Titin Sumarni.

Baca Juga: Sering Lontarkan Komentar Nyinyir, Ternyata Perilaku Iis Dahlia di Rumah Tak Jauh Berbeda, Devano Danendra Ungkap Pelakuan Sang Ibu yang Tak Pernah Memuji Kerja Kerasnya: Emang Galak!

Merujuk artikel dari Tribun Jatim, Titin Sumarni merupakan mojang Sunda kelahiran Surabaya 28 Desember 1930 ini, tampil pertama kali dalam film berjudul Putri Solo.

Film ini produksi perusahaan film Bintang Surabaya. Dengan kehadiran Titin, sosoknya langsung merebut hati penonton.

Titin Sumarni memiliki tahi lalat di bibirnya.

Baca Juga: Suami Kerja Banting Tulang di Negeri Orang hingga Buatkan Rumah untuk Keluarga, Istri Malah Asyik Main Serong hingga 4 Kali, si Pria Masih Jadi Buronan!

Tahi lalat itu turut membuat penonton tergila-gila, karena menambah aura kecantikannya.

Kehadirannya cukup menggairahkan perfilman nasional yang saat itu menghadapi saingan film Malaysia dan India.

Bahkan, Bung Karno pun disebut-sebut sangat mengagumi Titin.

Namun seribu sayang, karir Titin Sumarni yang gemilang di dunia film itu tak berlangsung lama, sama halnya dengan kehidupan rumah tangganya.

Baca Juga: Cerai 13 Tahun Silam hingga Hilang Dari Peredaran, Begini Kondisi Mantan Suami Titi DJ yang Tak Disangka-sangka, Penampilannya Bikin Pangling

Film terakhir yang dia bintangi berjudul 'Janjiku' pada tahun 1956. Setelah itu dia tak muncul lagi di dunia perfilman.

Saat awal ketenaran, ia bercerai dari suami pertamanya seorang pegawai negeri biasa.

Ternyata, Titin 5 kali mengalami kawin cerai.

Dia memiliki satu anak laki-laki dari masing-masing suaminya.

Satu di antara mantan suaminya adalah seorang perwira tinggi.

Baca Juga: Jatuh Bangun dalam Urusan Asmara, Ariel NOAH Ngaku Masih Menyimpan Kenangan Masa Lalu dengan Rapi

Hanya saja perwira itu selalu tidak mengakui pernah jadi suami Titien Sumarni.

Tahun 1966 secara tidak sengaja seorang wartawan menemukannya di salah satu rumah sempit di sekitar stasiun Kota Bandung.

Kisah itu langsung dituangkannnya di koran Pikiran Rakyat waktu itu.

Tak disangka, kondisinya di luar dugaan.

Dia ditemukan dalam keadaan sakit parah, tidak berdaya.

Baca Juga: Dinikahi Pejabat Lalu Dicerai Dalam Hitungan Hari, Nasib Wanita Cantik ini Sungguh Tak Diduga, Penampilannya Bikin Tercengang

Akhirnya, dirawat oleh seorang yang berprofesi sebagai mucikari, yang dikenal dengan panggilan Mamih Aceng.

Sakit yang dideritanya, ada yang menyebut paru-paru, tapi ada juga yang menyebut menderita penyakit kotor yang sudah sangat akut.

Di foto yang dimuat di koran PR orang-orang hampir tidak percaya bahwa itu adalah Titien Sumarni yang terkenal dengan kecantikannya.

Dia hidup bersama lima putranya mengandalkan belas kasihan orang dan sebagian kecil penghasilan yang diperoleh Mamih Aceng.

Baca Juga: Bocah 6 Tahun Menangis Histeris saat Bangun Tidur, sang Ibu Pergoki Alat Vital Anaknya Mendadak Sudah Disunat hingga Sebut Keajaiban, Begini Keterangan dari Dokter

Saat masih aktif menjadi aktris, Titien Sumarni terkenal dengan kekayaannya.

Dia memiliki mobil lebih dari satu, beberapa bangunan rumah, perhiasan emas dan mutiara senantiasa menghiasi penampilannya.

Tapi sesudahnya dia hanya memiliki 4 lembar pakaian yang sudah lusuh. Demikian pula kelima putranya yang hanya memiliki beberapa lembar pakaian.

Bantuan dari sesama artis dan kakeknya, membuatnya akhirnya bisa dirawat di Rumah Sakit Boromeous.

Baca Juga: Perjuangannya Selama Bertahun-tahun Tak Sia-sia, Tes DNA Buktikan Putra Artis Cantik Ini Ternyata Anak Kandungnya dengan Seorang Mantan Petinggi Negeri: Saya Bersyukur

Lima anaknya ditempatkan di panti asuhan.

Kakek mereka bertindak demikian karena dia masih keluarga kasumedangan.

Hanya beberapa hari dirawat akhirnya tanggal 15 Mei 1966, dia menghembuskan napas terakhirnya dalam pelukan kelima putranya.

Keesokan harinya jenazah diberangkatkan dan dimakamkan di Gunung Puyuh Sumedang.

Jenazah hanya diantar tak lebih dari sepuluh orang termasuk kakek, nenek, dan kedua orangtuanya.

Baca Juga: Merasa Takut Datang ke Rumah, Vanessa Angel dan Bibi Akhirnya Temui Doddy Sudrajat untuk Meminta Maaf Karena Nikah Diam-diam, Reaksi Ayah sang Artis Bikin Tercengang!

Tidak nampak batang hidung mantan-mantan suaminya.

Kisah hidupnya bisa menjadi pelajaran semua pihak. Kisahnya ada di buku yang ditulis Lingga Wisjnu, berjudul 'Rahasia Hidup R. A. Titin Sumarni'.

Sebagaimana diketahui, Bung Karno meninggal dunia pada 21 Juni 1970.

Bung Karno dimakamkan di sebelah utara Kota Blitar, tepatnya di Jalan Ir. Soekarno.

Baca Juga: Ramalannya Sering Jadi Kenyataan, Denny Darko Prediksi Peristiwa Besar di Jakarta yang Bikin Gempar: Ini Terulang Lagi!

Dikutip dari Kompas.com, selain terdapat makam dari Presiden pertama Indonesia, pengunjung juga dapat berkunjung ke perpustakaan Bung Karno.

Tepay di sebelah selatan perpustakaan juga terdapat Patung Bung Karno yang kerap dijadikan background ber-swafoto para pengunjung.

Di Perpustakaan Makam Bung Karno terdapat ruangan yang memamerkan ratusan foto dokumentasi Bung Karno dengan berbagai macam kegiatannya.

Selain itu, terdapat spot untuk berfoto sebelum menuju Makam Bung Karno dengan pilar-pilar megah desain modern dengan kolam di tengahnya.

Baca Juga: Hubungannya dengan Adik Kandung Kurang Harmonis, Ayu Azhari Akui Kenal Medina Zein dari Instagram hingga Beberkan Pengakuan Ibra Azhari, Ada Apa?

Untuk bisa menuju Makam Bung Karno, Anda harus menaiki tangga dan mengisi buku tamu.

Pengunjung bisa menikmati semua kegiatan di dalam area MBK secara gratis, kecuali biaya parkir kendaraan.

Saat ini areal sekitar MBK telah dipercantik dengan adanya city walk dan beberapa tempat duduk yang bisa digunakan pengunjung untuk beristirahat.

Pengunjung juga bisa berburu oleh-oleh khas Blitar di pintu keluar Makam Bung Karno. (*)