GridPop.ID - Ibu Negara Republik Indonesia Iriana Jokowi selalu sukses menjadi sorotan karena penampilannya yang anggun dan juga sederhana.
Istri dari Presiden Joko Widodo tersebut bukan hanya menunjukan penampilan yang sederhana saja, sikapnya juga sering dibanjiri pujian.
Meski kini berstatus istri dari orang nomor satu di Indonesia, Iriana Jokowi hampir jarang terlihat memperlihatkan kemewahan.
Bahkan, Kapolri Jenderal Pol Idham Azis juga menyoroti perilaku dan gaya sederhana Iriana Jokowi yang dibandingkan dengan istri Kapolres atau istri Kapolda.
Kali ini, Idham Azis membandingkan sikap keduanya saat berada di bandara.
Merujuk artikel dari Tribun Style, Idham Azis menyesalkan bahwa kemewahan pengawalan untun istri Kapolres dan Kapolda, lebih mewah dibanding pengawalan untuk seorang Ibu Negara.
Itu baru satu contoh dari sekian gaya mewah istri-istri perwira jajarannya, yang menurutnya, harus segera dibenahi, mengikuti gaya sederhana Iriana Jokowi.
Idham Azis masih memiliki sederet contoh lain dari gaya keluarga korps Bhayangkara yang seharusnya segera dibenahi menjadi lebih merakyat.
Secara diam-diam ternaya Idham Aziz mengamati perilaku Iriana Jokowi jika hendak pulang ke Solo.
Dari perilaku dan adab itu, Kapolri mengaku belajar banyak dan ingin menularkan teladan itu kepada para pejabat utama polisi pada semua level di Indonesia.
Kapolri mengungkap kebiasan istri Jokowi saat hendak bepergian untuk urusan pribadi, lalu membandingkannya dengan perilaku oknum perwira polisi dan keluarganya di daerah.
Hal itu diungkapkan Kapolri saat memberi pengarahan tertutup di Aula Mapolda Sulawesi Barat, Lingkungan Kalubibing, Kelurahan Mamanyu, Kecamatan Mamuju, Kota Mamuju, Sulbar, Minggu (12/1/2020).
Idham menuturkan, sebagai pejabat yang ikut bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kepala negara dan keluarganya di ibu kota negara, Idham ternyata memperhatikan kesederhanaan istri Joko Widodo saat berada di bandara.
Keberangkatan ibu negara tak mencolok dan layaknya perjalanan rakyat biasa.
"Kalau ibu negara mau pulang ke Solo, di bandara dia tak diantar dan tak dijemput. Hanya ada dua paspampres (paspampres) yang lihat-lihat dari belakang. Beliau langsung duduk di ruang tunggu biasa, bersama penumpang bandara," ujarnya.
Perilaku ini, kata dia, jauh berbeda dengan sebagian oknum perwira polisi dan istrinya.
"Kau bayangkan itu ibu kapolres, kalau mau ke Jakarta saja, semua pintu VIP di bandara ditutup. Itu baru istri kapolres, bayangkan kalau itu istri kapolda," ujar Idham yang terdengar diikuti tawa hadirin.
Dengan nada kelakar dia melanjutkan, dengan memberi contoh kejadian itu bukan terjadi di bandara Tampapadang, Mamuju.
"Tapi itu, contoh bukan disini, bukan di Tampapadang. Contoh saya, itu di polda lain," katanya.
Kapolri lalu merefleksikan teladan Iriana Jokowi harus diterapkan dalam perilaku keseharian semua personel polisi di Indonesia.
"Pelajaran yang saya mau ambil, bahwa kadang-kadang tanpa kita sadari, kita diomongin sama orang banyak (karena perilaku polisi yang tak disadari.)," ungkapnya.
Menurutnya, perbaikan institusi Polri sebagai pelayan masyarakat harus dimulai dari kesadaran personel, termasuk dirinya.
"Makanya saya sejak saya kapolri, kalau naik mobil tak pernah itu pakai bintangku, bintang empat. Kau lihat saja sendiri. Saya pergi ke istana (presiden), mobil biasa saja. (kalau rapat terbatas) Ratas jam 1, jam 12 saya sudah berangkat ke Istana (tak ada pengawalan mencolok),” ujarnya.
Idham juga menceritakan kebiasaan lainnya saat menjabat Kapolri yang juga tak mau banyak protokoler dan jemputan.
"Pasti kalian bertanya-tanya. Terutama PJU (perwira jabatan utama) polda/polres, semua kenapa kapolri ini tak boleh dijemput-jemput," ungkapnya.
Dia melanjutkan, perilaku itu harus dibiasakan.
"Tidak boleh, kita harus bisa membedakan mana adat, mana kebiasaan, agama, dan tradisi. semua harus bisa dibedakan," ungkapnya.
Perwira tinggi Polri angkatan 1988 ini pun mengingatkan para anggota kepolisian untuk selalu berperilaku sederhana dan mensyukuri yang ada.
"Harus banyak bersyukur. Karena hanya dengan kamu banyak bersyukur, kamu bisa menatap masa depan," katanya.
"Saya juga berharap kamu selalu rendah hati. Karena kita adalah bagian dari pelayanan masyarakat," tandasnya.
Sebagai informasi tambahan, Iriana Jokowi merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Dikutip dari Tribun Manado, Iriana lahir dari keluarga seorang pendidik atau guru.
Ada fakta yang menarik di balik nama Iriana, berbeda dari saudaranya yang lain yang khas di Jawa.
Nama Iriana diambil dari nama pulau timur Irian Jayapura. Penamaan Iriana itu diberikan oleh kakeknya yang menjadi guru di Irian Jayapura.
Kendati begitu, Iriana sendiri senang dengan nama yang diberikan sang kakek.
Saat Jokowi menjabat sebagai Walikota Surakarta, Iriana sudah berkiprah sebagai Tim Penggerak PKK Kota Surakarta pada 2005 sampai 2012.
Kemudian saat Jokowi kemudian menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta Iriana Jokowi kembali memegang peranan sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta dari 2012 hingga 2014.
Demikian pada 2014 inilah seiring jabatan Jokowi yang menjadi presiden, pun Iriana menjadi ibu negara hingga sekarang. (*)