"Kita menolak dijadikan tempat karantina. Kita tak dapat menerima usulan mereka," kata Suarjaya.
Bagai menjilat ludah sendiri, Timor Leste yang dulu bernama Timor Timur saat menjadi bagian Indonesia sekuat tenaga ingin merdeka, lepas dari Ibu Pertiwi yang dituduh penjajah oleh Xanana.
Permintaan merdeka itu lantas disambut Portugal yang notabenenya penjajah tradisional Timor Timur sedari dulu.
Dukungan juga datang dari Australia agar Timor Timur lepas dari Indonesia.
Keinginan itu berhasil dan PBB mengakui Timor Timur sebagai negara merdeka dan berubah nama menjadi Timor Leste pada 20 Mei 2002.
Hinggar bingar merdeka Timor Leste perlahan hanya jadi semboyan karena ternyata mengurus sebuah negara nggak gampang.
Ketimpangan sosial warga Timor Leste sampai sekarang masih terasa, kantor pemerintahan dan lainnya disana juga yang bangun dulu Indonesia.
Sembako, BBM hingga keperluan sehari-hari warga Timor Leste masih mengandalkan impor dari Indonesia.
Gejolak konflik juga pernah melanda Timor Leste.
Tersebutlah seorang bernama Alfredo Reinado.
Reinado sendiri awalnya adalah seorang mayor angkatan bersenjata Timor Leste, FDTL.
Ia seorang nasionalis sejati bumi Lorosae yang juga ingin Timor Timur lepas dari Indonesia kala itu.
Pangkatnya yang sudah menjadi mayor di tubuh angkatan bersenjata FDTL membuktikan jika Reinado merupakan orang kompeten di bidangya.
Hal itu bukan isapan jempol belaka, Reinado pernah mengenyam pendidikan militer di Australia yang sangat jarang seorang seperti dirinya ada di FDTL.
Paling banter para perwira FDTL sekarang ialah mantan kombatan Fretilin yang pernah berhadapan dengan ABRI pada masa konfrontasi dengan Indonesia dulu.