GridPop.ID- Wabah Virus corona kini tenagh menjadi perhatian dunia.
WHO pun ikut turun tangan perihal permasalahan serius yang sudah menjelma ke seluruh penjuru dunia.
Beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar bahwa virus corona bermula dari makanan yang berasal dari kelelawar dan kawan-kawannya.
Menanggapi hal tersebut, untuk mencegah virus corona menyebar ke Indonesia, salah satu penyedia jasa ojek online, Grab, membuat keputusan untuk menghapus olahan makanan berbahan dasar ular dan biawak dari menu yang terdapat dalam GrabFood.
Ian, pedagang sate ular Tenda Dua Cobra mengatakan, menu yang dia jual tiba-tiba hilang dari pencarian menu Grabfood setelah merebaknya virus Corona.
"(Menu di) Grabfood dihapus," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2020).
Informasi yang diterima Ian, menu olahan ular dan biawak dihapus menyikapi merebaknya virus Corona.
"Katanya nggak boleh jualan ular sama biawak, alasannya virus Corona," tutur dia.
Padahal, lanjut Ian, selama sekitar 17 tahun dia berjualan, tidak pernah ada riwayat meninggal karena makanan yang dia sajikan.
"Kalau benar mengandung (virus) Corona juga dari dulu kita sudah mati," tutur dia.
Berikut informasi yang disampaikan pihak GrabFood kepada Ian:
"Hai Merchant, Dikarenakan adanya kebijakan baru terkait penyebaran Virus Corona, Kami dari GrabFood Indonesia ingin menginformasikan saat ini menu 3 ekor kadal bakar, 1 boto 35 CC minya ular, 1 botol 35 CC minyak biawak, 1 botol 35 CC minyak bulus, abon biawak / kap, abon ular / kap, empedu biawak / 3 biji, goreng krispi biawak, goreng krispi ular, sate biawak, porsi 10 tusuk, sate ular/ porsi 10 tusuk, sop biawak kuah merah, dan sop ular kuah merah pada restoran Anda Kami nonaktifkan dari aplikasi GrabFood dikarenakan adanya kebijakan untuk pelarangan penjualan makanan berbahan dasar hewan," demikian isi pesan tersebut.
Dalam pesan tersebut juga tertulis imbauan, apabila warung tenda yang Ian kelola masih menjual olahan daging ular dan biawak, Grabfood akan menonaktifkan warung Dua Kobra dari pencarian Grabfood.
Penyebaran virus corona menjadi perhatian serius dunia dalam beberapa minggu terakhir.
Pasalnya, sejauh ini belum diketahui secara pasti penyebab dan cara penyebaran virus tersebut.
Jumlah korban jiwa akibat penyebaran wabah virus corona terus bertambah. Hingga Rabu (12/02/2020), jumlah korban meninggal akibat virus corona, yang mendapat nama resmi Coivd-19 tersebut telah mencapai 1.000 orang di China.
Dilansir SCMP, jumlah korban secara global mencapai 1.112 orang. Dua orang di antaranya di luar China, yaitu Hong Kong dan Filipina, masing-masing 1 orang.
Sedangkan total kasus hingga Rabu (12/2/2020) pagi, sebanyak 44.794 kasus. Sementara itu negara yang sudah terjangkit virus ini masih sama, yakni 28 negara.
Indonesia menjadi salah satu negara yang belum terpapar virus corona sejak penyakit tersebut mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, setidaknya sejak bulan lalu.
Meski ada beberapa pasien yang diduga terpapar virus 2019-nCoV (novel coronavirus) tersebut, tetapi hasilnya selalu negatif.
Sejumlah langkah sudah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam mencegah penyebaran virus corona.
Langkah itu mulai dari pemasangan thermoscanner di pintu-pintu kedatangan bandara dan pelabuhan.
Tim dari Kementerian Kesehatan juga disiagakan di pintu-pintu tersebut untuk memeriksa setiap orang yang datang dari luar negeri, khususnya China.
Selanjutnya, Pemerintah Indonesia juga menghentikan sementara penerbangan dari dan ke China untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut mulai Rabu (5/2/2020).
Pemerintah juga mencabut untuk sementara visa bebas visa dan visa on arrival untuk warga negara China.
Pemerintah juga telah mengevakuasi 238 orang yang berada di Provinsi Hubei, China untuk mencegah penyebaran virus corona.
Menteri Kesehatan Terawan, memastikan bahwa kondisi ke-238 orang tersebut dalam kondisi sehat dan pada 15 Februari ini observasi mereka di Natuna sudah rampung.(*)