Find Us On Social Media :

Dinilai Berisiko Tinggi, Hasil Penelitian Menyebutkan Ternyata Perokok Lebih Mudah Terserang Virus Corona, Kok Bisa?

By Septiana Risti Hapsari, Kamis, 20 Februari 2020 | 05:30 WIB

Ilustrasi rokok

Tingginya tingkat merokok juga dikaitkan dengan hasil yang lebih serius di SARS dan MERS.

Salah satu ahli penyakit pernapasan terkemuka di Inggris, Gisli Jenkins, profesor kedokteran eksperimental di Universitas Nottingham, mengatakan bahwa perokok memiliki tingkat penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) yang tinggi, suatu bentuk kerusakan paru-paru.

Dan orang dengan COPD beresiko tinggi pada umumnya penyakit pernapasan seperti coronavirus baru.

Prof Jenkins mengatakan akan 'mencengangkan' jika perokok tidak memiliki risiko lebih besar terhadap Covid-19 daripada bukan perokok.

Baca Juga: Ditinggal Sang Anak di Usia 7 Tahun, Ini Momen Haru Seorang Ibu Bertemu Gadis Kecilnya Lewat VR hingga Ditonton 13 Juta Kali

Ia juga mengatakan mungkin ada hubungan antara tingkat merokok yang tinggi dan tingkat keparahan penyakit.

"China memiliki tingkat COPD yang sangat tinggi dan juga memiliki tingkat pneumonia berat yang tinggi," ujar Prof Jenkins.

"Dalam coronavirus khusus ini 15 persen dari populasi China yang telah terinfeksi memiliki penyakit pernafasan yang parah dan sekitar dua persen telah meninggal - di seluruh dunia penyakit ini tampaknya tidak seburuk itu," lanjutnya.

Baca Juga: 30 Juta Rupiah Raib, 20 Orang Lebih Tertipu Wedding Organier Abal-abal di Cianjur Hingga Pelaku Hanya Kirim Bunga Kering untuk Para Korban