"Ada sekitar yang pertama masuk di bank swasta ada sekitar Rp 500 juta buat kekurangannya. Terus buat renovasi sekitar Rp 150 juta juga gitu," urai Teddy.
"Terus kemarin ya ditanyain sama lawyer-nya A'Iky buat inventarisir semuanya udah saya jelasin juga," lanjutnya.
Teddy juga mempertegas kalau keputusannya menyewa 10 pengacara tersebut bukan buntut dari laporan kepolisian yang dibuat Rizky Febian perihal keganjilan kematian Lina.
"Dari awal sampai akhir saya nggak sewa lawyer karena saya nggak merasa bersalah gitu. Terus mau nuntut balik ini juga kata orang Sunda 'hade goreng eta budak sorangan' kata almarhumah," ucap pria tersebut.
"Akhirnya saya forgive aja ngasih maaf gitu buat A'Iky gitu, buat yang emang dulu jadi pelapornya gitu ya udah. Saya bilang gak dibikin masalah berlarut-larut panjang," sambung Teddy.
"Karena dari kasus hasil autopsi dan dari kepolisian udah negatif zonk nggak ada hasilnya," ujar Teddy.
Teddy pun menceritakan alasannya menunjuk kuasa hukum untuk menangani persoalan warisan tersebut.
"Kemarin kasusnya udah ditutup, cuma sekarang buat biar apa ya karena saya awam. Jadi saya langsung tunjuk kuasa ke beliau Bapak Mohamad Ali Nurdin ini buat beres. Kalau saya yang maju takut salah lagi," imbuh Teddy.
(*)