Find Us On Social Media :

Kondisi Semakin Memburuk, Wabah Virus Corona Diprediksi Bakal Bertahan Lebih Lama di Indonesia, Begini Penjelasan Para Ahli

By None, Selasa, 24 Maret 2020 | 14:00 WIB

Ilustrasi virus corona

Terjadi Pergeseran dari Hasil Sebelumnya

Dilansir dari Kompas.com, menurut Dr. Nuning Nuraini, S.Si, M.Si, salah satu tim peneliti yang melakukan simulasi tersebut, terjadi pergeseran hasil dari yang ramai dibicarakan sebelumnya.

Dalam salah satu artikel yang dimuat di situs resmi ITB pada Rabu (18/3/2020) lalu, Nuning berkata bahwa hasil kajian menunjukkan penyebaran Covid-19 mengalami puncaknya pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600.

Baca Juga: Ngotot Syuting dan Buat Gaduh saat Tengah Malam di Tengah Pandemi Virus Corona, Ria Ricis Panen Teguran Keras dari Warga Sekitar: Sudah Kelewatan!

Nuning dan timnya menggunakan model Richard's Curve Korea Selatan karena sesuai dengan kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto.

Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003.

Model Richard’s Curve terpilih ini lalu mereka uji pada berbagai data kasus COVID-19 terlapor dari berbagai macam negara, seperti RRT, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.

Baca Juga: Punya Hobi Baru, Nia Ramadhani Kini Tengah Kecanduan Main Video Tik Tok, Penampilannya Kenakan Baju Seolah Tak Pakai Celana Jadi Sorotan Netizen!

Ternyata, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor COVID-19 di Indonesia jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain (kesesuaian ini terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus).