Find Us On Social Media :

Kondisi Semakin Memburuk, Wabah Virus Corona Diprediksi Bakal Bertahan Lebih Lama di Indonesia, Begini Penjelasan Para Ahli

By None, Selasa, 24 Maret 2020 | 14:00 WIB

Ilustrasi virus corona

GridPop.ID - Wabah virus corona Covid-19 saat ini sedang menjadi perhatian utama hampir semua lini masyarakat.

Tak hanya pemerintah, para peneliti pun tak henti-hentinya melakukan perbagai penelitian terkait wabah virus corona yang kini menyerang tanah air.

Bahkan, baru-baru ini para ahli mengungkap prediksi terkait keberlangsungan wabah virus corona di Indonesia.

Baca Juga: Selang Infus Masih Terpasang, Dua Sejoli Ini Asyik Berhubungan Intim di Atas Ranjang Rumah Sakit Tanpa Merasa Risih, Rekaman Videonya pun Beredar Luas!

Para peneliti ini disebut mampu memprediksi kapan berakhirnya wabah virus corona.

Prediksi yang dilakukan tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) itu telah berubah.

Kini, penyebaran virus Corona atau Covid-19 di Indonesia akan mencapai puncak pada minggu kedua atau ketiga April dan berakhir akhir Mei atau awal Juni 2020.

Prediksi itu berdasar hasil simulasi dan pemodelan sederhana prediksi penyebaran Covid-19 yang dilakukan Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB.

Baca Juga: Ngotot Syuting dan Buat Gaduh saat Tengah Malam di Tengah Pandemi Virus Corona, Ria Ricis Panen Teguran Keras dari Warga Sekitar: Sudah Kelewatan!

Terjadi Pergeseran dari Hasil Sebelumnya

Dilansir dari Kompas.com, menurut Dr. Nuning Nuraini, S.Si, M.Si, salah satu tim peneliti yang melakukan simulasi tersebut, terjadi pergeseran hasil dari yang ramai dibicarakan sebelumnya.

Dalam salah satu artikel yang dimuat di situs resmi ITB pada Rabu (18/3/2020) lalu, Nuning berkata bahwa hasil kajian menunjukkan penyebaran Covid-19 mengalami puncaknya pada akhir Maret 2020 dan berakhir pada pertengahan April 2020 dengan kasus harian baru terbesar berada di angka sekitar 600.

Baca Juga: Ngotot Syuting dan Buat Gaduh saat Tengah Malam di Tengah Pandemi Virus Corona, Ria Ricis Panen Teguran Keras dari Warga Sekitar: Sudah Kelewatan!

Nuning dan timnya menggunakan model Richard's Curve Korea Selatan karena sesuai dengan kajian Kelompok Pemodelan Tahun 2009 yang dibimbing oleh Prof. Dr. Kuntjoro A. Sidarto.

Model tersebut terbukti berhasil memprediksi awal, akhir, serta puncak endemi dari penyakit SARS di Hong Kong tahun 2003.

Model Richard’s Curve terpilih ini lalu mereka uji pada berbagai data kasus COVID-19 terlapor dari berbagai macam negara, seperti RRT, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat, termasuk data akumulatif seluruh dunia.

Baca Juga: Punya Hobi Baru, Nia Ramadhani Kini Tengah Kecanduan Main Video Tik Tok, Penampilannya Kenakan Baju Seolah Tak Pakai Celana Jadi Sorotan Netizen!

Ternyata, secara matematik, ditemukan bahwa model Richard’s Curve Korea Selatan adalah yang paling cocok (kesalahannya kecil) untuk disandingkan dengan data kasus terlapor COVID-19 di Indonesia jika dibandingkan dengan model yang dibangun dari data negara lain (kesesuaian ini terjadi saat Indonesia masih memiliki 96 kasus).

"Jadi begini, saat saya menuliskan hal tersebut saya melihat data update per tanggal 14 Maret 2020. Indonesia masih berada di titik 96, lalu difitting data dari beberapa negara yang saat itu sudah terlebih dahulu memiliki data, dan pelakukan penanganan pencegahan," kata Nuning kepada Kompas.com, Senin (23/3/2020).

"Dari negara-negara tersebut, saat itu Korsel memiliki selisih data terbaik dibanding yang lain. Sehingga dipilih model data Korsel. Jadi kecocokannya dilihat dari selisih error perhitungan. Itu saja. Padahal Korea telah melakukan penanganan yang cukup massive," imbuhnya, dikutip dari TribunJatim.com.

Baca Juga: Honornya Capai Rp 1,4 Miliar Dalam Sebulan, Ustadzah Kondang Ini Timbun Ratusan Karung Beras di Hunian Mewah Berlapis Emasnya, Alasannya Mengundang Haru!

Hasil simulasi lewat model Richard's Curve dengan memasukkan data 14 Maret 2020 (dengan 96 kasus), tampak bahwa puncak penyebaran Covid-19 di Indonesia adalah akhir Maret 2020, kemudian diprediksi berakhir pada pertengahan April 2020.

Perubahan Perhitungan Simulasi

Namun karena kasus Covid-19 di Indonesia terus merangkak naik, perhitungan simulasi itu pun bergerak dan telah berubah.

Baca Juga: Jumlah Korban Jiwa Wabah Virus Corona Semakin Meningkat, Guru Besar UGM Meninggal Dunia Setelah Dinyatakan Positif dan Dirawat Satu Pekan

"Namun data saat ini juga bertambah dan terus naik, akibatnya dinamika dari data akan memengaruhi perhitungan parameter model kurva Richard yang berakibat juga pada perubahan proyeksi, baik dari sisi akumulasi dan juga puncak kasus," kata Nuning.

Karena model proyeksi ini "hanya" berdasarkan informasi data akumulasi kasus saja, akibatnya kenaikan kasus akan menyebabkan perubahan proyeksi.

"Puncak akan bergeser di sekitar minggu kedua atau ketiga April dan berakhir di akhir Mei atau awal Juni," ungkapnya.

Namun perlu dicatat, Nuning mengatakan, hal ini bisa terwujud asal penanganan pencegahan dilakukan secara serius, sigap, dan disiplin oleh semua pihak mulai dari elemen individu, masyarakat sampai pada pemerintah dan berbagai instansi terkait.

Baca Juga: Namanya Hilang Bak Ditelan Bumi, Ternyata Suami Artis Cantik Ini Bukan Orang Sembarangan, Kini Tinggal di Amerika dengan Rumah Mewah Malah Membuatnya Rindu Berakting: Kangen Kerja Dapet Duit

Apakah satu bulan setelah puncak, wabah virus Corona berakhir?

Nuning berkata, pemodelan matematika tidak bisa menjawab dan memastikan apakah satu bulan setelah puncak maka penyebaran berakhir.

Dia berkata, puncak dan berakhirnya penyebaran sepenuhnya berkaitan dnegan banyak aspek.

"Tentu saja selesai secepatnya itu harapan kita semua. Dan model tidak bisa menjamin hal itu," ungkapnya.

Laporan tentang simulasi pemodelan penyebaran Covid-19 di Indonesia akan dimuat di jurnal asosiasi biomath Indonesia,Journal of Communication in Biomathematical Science (CBMS).

Baca Juga: Rebut Bambang Trihatmodjo dari Pelukan Halimah, Mayangsari Disebut-sebut Beri Pengaruh Buruk pada Putra Keluarga Cendana: Sekarang Mas Bambang Gampang Marah hingga Sering Bengong

(*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul UPDATE Prediksi Berakhirnya Corona di Indonesia Berubah, Terhenti di Awal Juni, Simak Penjelasannya