Poppy pun mengaitkan kejadian yang dianggap candaan oleh orang tersebut dengan energi manusia yang mana terkadang energi tersebut dapat membuat hal menjadi kenyataan.
"Kalau kamu belajar energi aku jamin pasti kamu ngak berani main-main ginian.
Energi itu kekal, dikelolanya di jantung, Kalau kalian maksudnya becanda itu bisa kejadian loh!" sambungnya.
Ia pun meminta kepada orang yang keranjingan challenge tersebut untuk lebih memiliki rasa empati.
Pasalnya beberapa orang memiliki rasa trauma dengan luka atau lebam di wajahnya.
"Kamu belajar empati dong sama orang dan korban yang beneran pernah ngalamin penderitaan seperti yang kamu iseng-iseng itu," tegas Poppy Amalia.
Sang psikolog ini juga mengatakan daripada dandan untuk sadisme lebih baik melakukan hal yang lebih bermanfaat seperti dandan menyerupai tokoh kartun atau dengan cara-cara yang lain.
Di akhir tulisannya Poppy Amalia menegaskan, meskipun hal tersebut kini sedang tren namun memiliki empati terhadap orang yang pernah mengalami hal tersebut jauh lebih penting.
"Tapi lagi tren kak, iya tau tren kamu mau ikutan orang sadis? yang nyakitin perasaan orang yang ngalamin? Kalau nggak mau jangan ya," pungkas Poppy Amalia.
(*)