Perlindungan terhadap asimptomatik
Prof Thwaites mengatakan karantina dalam skala yang begitu luas merupakan kunci karena bukti menunjukkan bahwa sebanyak setengah dari semua orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
Semua orang yang di karantina diuji, sakit atau tidak, dan dia mengatakan jelas bahwa 40 persen dari kasus Vietnam yang dikonfirmasi tidak tahu kalau mereka memiliki virus seandainya mereka tidak diuji. "Jika Anda memiliki gejala (pembawa asimptomatik) satu-satunya yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikannya adalah apa yang dilakukan Vietnam," katanya.
"Kecuali kamu mengarantina orang-orang itu, mereka hanya akan berkeliaran menyebarkan infeksi (lebih luas lagi)."
Ini juga membantu menjelaskan tidak adanya kematian di Vietnam. Karena sebagian besar orang Vietnam yang kembali adalah pelajar, turis, atau pelancong bisnis, mereka cenderung lebih muda dan lebih sehat.
Mereka memiliki peluang yang lebih baik untuk melawan virus itu sendiri, dan tidak pernah bersinggungan dengan kerabat lanjut usia yang berisiko.
Itu berarti sistem medis dapat memfokuskan sumber dayanya pada beberapa kasus kritis saja.
Sementara itu, Vietnam tidak pernah memiliki lockdown total secara nasional, Vietnam selalu menyerbu klaster yang baru muncul.
Pada Februari setelah beberapa kasus di Son Loi, utara Hanoi, lebih dari 10.000 orang yang tinggal di daerah sekitarnya ditutup.
Hal yang sama terjadi pada 11.000 orang di komune Ha Loi dekat ibu kota, dan kepada staf dan pasien rumah sakit.