Find Us On Social Media :

Pandemi Belum Dapat Dipastikan Kapan Akan Berakhir, Menlu Sebut Tokoh Agama Miliki Peran Penting dalam Penerapan Hidup New Normal: Diperlukan Ketenangan dan Kemenangan Psikologis

By Septiana Risti Hapsari, Rabu, 20 Mei 2020 | 14:20 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kantor Kementerian Luar Negeri, Selasa (18/2/2020).

GridPop.ID - Sampai saat ini, Pemerintah Indonesia masih belum bisa memastikan kapan pandemi corona ini bisa berakhir.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi memperkirakan, peperangan terhadap Covid-19 belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Meskipun pada saat ini sejumlah negara-negara di Eropa sudah mulai mencatat penurunan kasus poisit Covid-19 yang signifikan.

Namun, di sejumlah negara lain justru mencatatkan peningkatan kasus virus corona.

Baca Juga: Awalnya Senang Dapat Belanja Kebutuhan Lebaran Meski Berdesak-desakan, Para Pembeli ini Kini Cemas Karena Kasir Pusat Perbelanjaan Dinyatakan Positif Corona dan Telah Meninggal

"Beberapa wilayah yang lain menunjukkan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan."

"Antara lain Rusia, Brasil, India, Arab Saudi, dan juga kawasan Afrika," kata Retno, seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Dengan data tersebut, lanjut dia, pandemi virus corona belum akan berakhir dalam waktu dekat.

"Ini menunjukkan bahwa Covid-19 masih belum akan selesai dalam waktu dekat," terang Retno.

Baca Juga: Tak Jelas Kapan Pandemi Berakhir, Pemerintah Blak-blakan Sebut Besar Kemungkinan Akan Selamanya Hidup Bersama Covid-19: Itu Keniscayaan

Lantaran pandemi belum dapat dipastikan kapan akan berakhir, Retno mengatakan, masyarakat harus dapat membiasakan diri dengan normalitas gaya hidup yang baru atau new normal di tengah pandemi.

Dalam menghadi new normal, lanjut dia, tokoh agama memiliki peran penting dalam memberikan ketenangan dan dukungan spiritual bagi masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Untuk hidup new normal, maka diperlukan ketenangan dan kemenangan psikologis untuk menghadapinya," ungkap Retno, seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

"Di sinilah peran para tokoh adan ulama NU diperlukan dalam memberikan ketenangan dan dukungan spiritual bagis masyarakat," lanjut dia.

Baca Juga: Ogah Manfaatkan Ketenaran Sang Ayah yang Jadi Legenda di Dunia Hiburan, Anak Semata Wayang Kasino Warkop Malah Pilih Bertahan Hidup dengan Tekuni Hal Sederhana Ini

Retno menuturkan, peningkatan kasus positif Covid-19 di sejumlah negara turut berpengaruh terhadap kondisi perekonomian global.

Hal ini turut berdampak pada meningkatnya kekhawatiran masyarakat lantaran kondisi tersebut turut berdampak pada kesejahteraan mereka.

Dia mengingatkan, bahwa kekhawatiran berlebihan terhadap situasi pandemi akan mempengaruhi imunitas tubuh seseorang.

Sehingga mereka akan mudah untuk terserang penyakit.

Baca Juga: Awalnya Senang Dapat Belanja Kebutuhan Lebaran Meski Berdesak-desakan, Para Pembeli ini Kini Cemas Karena Kasir Pusat Perbelanjaan Dinyatakan Positif Corona dan Telah Meninggal

"(Oleh karena itu) ketenangan dalam menghadapi pandemi ini diharapkan akan dapat meningkatkan sistem imunitas terhadap virus ini," katanya.

Selain itu, Retno juga mengajak para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan pandemi ini serta menenangkan masyarakat.

Menurut dia, di tengah kemajuan teknologi informasi seperti sekarang ini, penyebaran arus informasi di tengah masyarakat begitu cepat.

Akan tetapi, tidak jarang informasi yang disampaikan justru tidak tepat dan bisa meningkatkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Baca Juga: Memilih Hijrah karena Merasa Hatinya Kosong Meski Punya Segalanya, Raffi Ahmad Buktikan Keputusannya Tak Main-main Hingga Membuat Eko Patrio Kagum karena Lakukan Hal ini

Dampaknya, dapat membuat potensi perpecahan sosial maupun politik kian menguat.

"Kita semua harus menutup semua (potensi) perpecahan yang akan timbul."

"Oleh karena itu saya yakin para pemimpin agama memiliki peran penting untuk memastikan keberlangsungan bangsa ini," jelas Retno.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto meminta masyarakat untuk dapat beradaptasi dengan keadaan normal yang baru (new normal).

Baca Juga: Kekeh Pertahankan Kepercayaannya Pada Teori Konspirasi, Jerinx SID Kini Sentil Presenter Kondang Najwa Shihab: Bisa Apa Selain Ngajak Seleb di Rumah Aja Sembari Pamer?

Yakni menjalani gaya hidup baru dengan mengedepankan protokol kesehatan, serta terus produktif selama pandemi virus corona.

"Dalam situasi seperti ini, virus corona belum ditemukan vaksin dan obatnya," ujar Yurianto.

Lebih lanjut, Yurianto menuturkan, dengan belum ditemukannya vaksin ini dimaknai bahwa orang itu belum bisa dikebalkan dari Covid-19.

Lantaran belum ditemukan obatnya, lanjut dia, pengobatan terhadap pasien Covid-19 yang dilakukan masih akan menggunakan prosedur yang panjang.

Baca Juga: Buktikan Keseriusannya untuk Meminang Aurel, Atta Halilintar Ternyata Sudah Rencanakan Mahar yang Bakal Diberikan Pada Putri Sulung Anang Hermansyah, Apa Saja?

Oleh karena itu, menurut dia, cara yang paling baik dalam mencegah dan memutus penularan Covid-19, yakni dengan menyesuaikan pola hidup di tengah pandemi.

"Kita harus mengedepankan pola hidup bersih dan sehat, ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari."

"Pola hidup ini ditandai dengan satu yakni kita terus menjaga kebersihan tangan kita," terangnya.

Artinya, masyarakat harus rutin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

Baca Juga: Berbanding Terbalik dengan Mantan Suami yang Sukses Jadi Politisi dan Tinggal di Rumah Mewah, Okie Agustina yang Dipersunting Pemain Sepakbola Kini Tinggal di Hunian Sederhana

"Ini menjadipenting agar kita dapat terbebas dari cemaran Covid-19 atau penyakit yang lain,"imbuhnya.

Kedua, masyarakat harus mulai membiasakan diri untuk dapat menjaga jarak fisik pada saat kontak dengan orang lain.

"Ini yang kemudian beberapa saat yang lalu kita sebut sebagai physical distancing."

Baca Juga: Tak Jelas Kapan Pandemi Berakhir, Pemerintah Blak-blakan Sebut Besar Kemungkinan Akan Selamanya Hidup Bersama Covid-19: Itu Keniscayaan

"Karena kita ingin menghindari percikan droplet dari orang yang sakit," tuturnya.

Selanjutnya masyarakat diwajibkan terbiasa menggunakan masker saat ke luar rumah.

"Karena dengan menggunakan masker kita akan terlindung langsung dari percikan droplet orang yang sedang sakit itu."

"Dan yang lebih penting lagi bagi yang sakit, percikan droplet yang keluar dari mulutnya akan tertahan di masker dan ini akan melindungi orang lain yang sehat," paparnya.

Baca Juga: Putuskan Berhijrah Usai Hengkang dari Grup Band NOAH, Begini Penampilan Sahabat Ariel yang Berubah Drastis Hingga Rela Banting Stir Jualan Baju Demi Menyambung Hidup

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pandemi Belum Selesai dalam Waktu Dekat, Menlu Sebut Peran Penting Tokoh Agama Hadapi New Normal