Jumlah 1.191 korban meninggal pada Senin (18/5/2020) se-Indonesia diyakini lebih sedikit dari angka sebenarnya, karena jumlah tes virus corona yang rendah.
"Pemerintah mengakui data tidak lengkap." "Setidaknya 2.107 orang telah dimakamkan di bawah protokol keamanan Covid-19 di Jakarta saja, hampir dua kali lipat dari jumlah korban nasional yang dilaporkan."
"Kota-kota lain juga telah memperlihatkan angka pemakaman yang luar biasa tinggi dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan lebih banyak korban," tulis pemberitaan SCMP.
Tidak tahu apa-apa
Menutup pemberitaan, AFP dan SCMP membeberkan kisah para penggali kubur di Pondok Ranggon yang awalnya tidak tahu apa-apa soal Covid-19.
Akibatnya, pemakaman korban Covid-19 awalnya tidak dilengkapi dengan alat perlindungan.
"Awalnya tidak ada yang tahu soal virus corona," ucap Minar.
"Kita tidak tahu penyakit ini seperti apa, sampai kita tahu dari berita di tv kalau penyakit ini menular."
"Besoknya saya langsung beli masker. Beberapa hari kemudian saya mulai dapat alat pelindung diri."
Beda halnya dengan Junaidi, ia menceritakan pengalamannya dijauhi tetangga sejak kasus pertama muncul pada Maret.
"Meski mereka tidak mengatakannya langsung, tapi saya bisa merasakan mereka menjaga jarak."
"Seakan-akan mereka takut sama saya."
(*)