GridPop.ID - Berada di puncak karirnya sebagai diva tanah air, Krisdayanti ternyata sempat terjerat barang haram narkoba.
Bahkan, dirinya sempat kepergok oleh Anang Hermansyah saat sedang menghisap narkoba.
Akibat tindakannya itu, Krisdayanti sempat menjalani ritual khusus di sebuah pesantren di kampung halamannya.
Kandasnya rumah tangga Krisdayanti dan Anang Hermansyah diduga lantaran adanya perselingkuhan.
Perselingkuhan itu ternyata pernah dipergoki oleh Aurel dan Azriel.
Saat itu, mereka ikut Krisdayanti ke Bali.
Namun ternyata tak hanya perselingkuhan, Krisdayanti ternyata pernah terjerumus ke kehidupan kelam.
Ia mengakuinya melalui buku ‘Catatan Krisdayanti: My Life, My Secret’ terbitan Gramedia.
Dalam buku tersebut Krisdayanti menguak kisah Anang Hermansyah memergokinya memakai narkoba.
"PIKIRANKU terbang... Masalahku melayang... Kecemasanku hilang... Aku mengendus dan terus mengendus lagi. Aku mulai dikuasai gelinjang nikmat yang sangat asing tapi mengikat."
Begitu pengakuannya seperti termaktub dalam buku tersebut.
Berawal dari Anang Hermansyah mendapati istrinya, Krisayanti mengisap narkoba jenis sabu-sabu di kamar tidur.
Krisdayanti sudah menghisap nikmatnya narkoba sejak 11 tahun lalu kala hatinya merasa hampa.
Padahal karier KD sedang melejit dan dia terus mencapai popularitas di tengah mengonsumsi narkoba.
KD sempat terheran dengan dirinya sendiri yang masih memiliki karir cemerlang dan ia terus menghisap shabu.
Kelakuan Krisdayanti yang suka menghisap narkoba itu pun sempat mendapat teguran dari manajernya, Shelby.
Apalagi ketika kondisi KD sempat turun drastis dengan kantong mata hitam, bibir kering dan mata kuyu karena narkoba pada 24 Mei 1975 silam.
"Aku tak bisa menghentikan shabu! Sia-sia saja aku berharap sembuh dengan segera, karena sakauw telah meracuniku setiap hari, setiap detik," katanya.
Tetapi, teguran dan kondisinya yang sempat menurun tak membuat KD berhenti dari narkoba.
Ia justru semakin brutal dengan memesan dan membawa narkoba ke rumahnya.
Krisdayanti sering menghubungi bandar untuk membeli narkoba dan menghisapnya di rumah.
Bandar dan narkoba adalah satu-satunya pilihan Krisdayanti dibanding harus menghubungi teman-temannya untuk refreshing.
"Itu (memesan shabu kepada bandar) lebih baik daripada aku menghubungi teman-teman pemakai. Tentu aku memanggil bandar jika Anang tidak ada di rumah," ungkapnya.
Bahkan KD pun bersembunyi-sembunyi setiap kali transaksi narkoba di rumahnya agar tak seorang pun melihat ulahnya.
Sampai suatu ketika Anang Hermansyah mendapati KD mengonsumsi narkoba karena ada sisa puntung rokok sang bandar di meja ruang tamunya.
Kala itu KD tidak memperhatikan putung rokok sang bandar karena sudah terbuai dengan nikmatnya shabu.
"Asbak di meja penuh dengan puntung rokok. Pikiranku terarah sepenuhnya pada shabu yang siap kunikmati. Mataku luput dari pemandangan puntung rokok di asbak," katanya.
Akhirnya, Anang pun menaruh curiga dan menyelidiki ulah Krisdayanti di rumah selama ini.
Setiap kali orang di rumah menggelengkan kepala, Anang tak langsung percaya.
Ia seketika sangat terkejut ketika masuk kamar didapati Yanti sedang menikmati shabu.
"Anang menjerit histeris. Anang memelukku. Ia syok. Entah berapa lama ia menangis. Aku hanya meringkuk takut dan bersalah di pojok tempat tidur. Aku menangis," ujar KD.
Selanjutnya terjadi melodrama sepanjang malam. "Malam itu kami tak bisa melepaskan pelukan dan terus menangis," kenang Yanti. Anang juga memberitahu ibu Yanti dan Yuni Shara (kakak kandung KD) mengenai aib itu
Setelah menenangkan diri beberapa hari, Anang akhirnya membawa Yanti ke sebuah pondok pesantren di Jember, tempat dulu ia pernah menjadi santri.
Krisdayanti pernah mengisahkan masa kelamnya ini dalam sebuah talkshow di SCTV pada 1 Agustus 2009.
Ia menceritakan bagaimana Anang membawanya ke pondok pesantren agar sembuh dan terlepas dari narkoba.
Krisdayanti sempat dibawa ke alam bebas, tidur di atas bebatuan sambil dibacakan banyak sekali doa serta ayat-ayat suci.
Saat itu KD juga sudah bertekad untuk lepas dari narkoba yang selama ini terasa sangat sulit dilakukan sendiri.
"Suami saya bawa saya di pesantren, saya didetox di alam terbuka, tidur di alas batu, saya dimandikan dengan semu ayat-ayat suci. Saat itu saya sangat ingin sembuh, niatnya kuat dan anak saya yang harus saya bertanggung jawab akan itu,"
Salah satu alasan kuat KD ingin sembuh dari narkoba dan menceritakan masa kelamnya dalam sebuah buku karena dua anak tercintanya.
KD merasa ada sebuah tanggung jawab kepada mereka yang sudah melihat dan bertanya-tanya tentang ibunya yang seorang pengguna narkoba.
Akhirnya ia bisa menjawab semua pertanyaan anak-anaknya ketika sudah sembuh dan menuliskannya dalam buku.
KD sengaja menuliskan kisah kelamnya sebagai pecandu narkoba untuk berbagi kepada publik.
Sejak itu ia memiliki prinsip semua orang berhak memperbaiki diri sendiri dari sesuatu yang buruk karena tak selamanya akan menjadi buruk.
"Nggak ada yang nggak bisa diperbaiki," tuturnya.(*)