Ahli bedah terpaksa membersihkan dengan tangan mereka sendiri menggunakan botol air soda.
Dokter tidak menggunakan sarung tangan, ruangan yang steril, hingga peralatan memadai untuk mengoperasi pasien. Rumah sakit juga tidak memiliki X-ray dan mesin dialisis ginjal yang berfungsi.
"Beberapa orang datang ke sini sehat dan pulang meninggal dunia," kata Dr Leandro Pérez dari unit ruang gawat darurat Rumah Sakit Razetti Luis.
Ironisnya, perawatan sejumlah pasien, seperti kanker, terhenti karena persediaan obat habis.
Sebagian besar obat yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa hanya tersedia di pasar gelap.
"Ada orang yang meninggal karena kurangnya obat-obatan, anak-anak sekarat karena kekurangan gizi, dan lainnya meninggal karena tidak ada tenaga medis," kata Dr Yamila Battaglini, seorang ahli bedah di rumah sakit.
Lorong-lorong rumah sakit juga dijadikan tempat perawatan sementara, karena tidak cukup tempat tidur.
Bahkan, kertas untuk menuliskan resep atau data pasien pun habis. Ada yang menyebut, kondisi rumah sakit seperti di medan perang. Kotor dan berantakan.