"Komunikasi yang buruk telah menyebabkan semua orang kecewa pada pernikahan dan membuat keputusan untuk bercerai," kata direktur pusat pendaftaran kota, Yi Xiaoyan.Sementara itu, pengacara perceraian Shanghai Steve Li di Gentle & Trust Law Firm mengatakan kasus perceraian di tempatnya telah meningkat 25 persen sejak lockdown mereda.Dulu perselingkuhan jadi sebab nomor satu aduan perceraian di kantor pengacara itu.
Baca Juga: Usai Cover Lagu Kekeyi Kevin Aprilio Bela Mati-matian hingga Ungkap Sifat Asli Sang Youtuber Setelah Video Musik Keke Bukan Boneka Hilang: Wah Parah Sih!Sebab orang-orang berpikir bisa mencari cinta yang baru saat tidak ada di rumah.Sedangkan waktu-waktu Natal dan Tahun Baru China adalah waktu liburan yang bisa kembali mengeratkan ikatan keluarga.Saat pandemi ini mulai merebak dengan masif pada akhir Januari, banyak pasangan harus tinggal serumah dengan lama.Bahkan diantara mereka harus hidup bersama dengan keluarga besar.Bagi banyak orang di China, mungkin ini terlalu berat nilai Li."Semakin banyak waktu yang mereka habiskan bersama, semakin mereka saling membenci," kata Li merujuk kasus barunya."Orang-orang membutuhkan ruang. Bukan hanya untuk pasangan, ini berlaku untuk semua orang."
Baca Juga: Kini Hidup Bergelimang Harta, Siapa Sangka Hamish Daud Sempat Hidup Nelangsa di Tengah Hutan Hingga Rela Ikut Mencari Ikan di Laut Demi Raup Pundi-pundi RupiahGridPop.ID (*)Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tingkat Perceraian di Tiongkok Meningkat setelah Lockdown Mulai Berakhir, Sebagian karena KDRT