Find Us On Social Media :

Tinggal Selangkah Lagi, Vaksin Covid-19 Buatan Profesor Jenius Asal Indonesia Ini Bisa Diproduksi Secara Massal Saingi Milik Bill Gates, Firasat Wirang Birawa Benar Terbukti?

By None, Selasa, 16 Juni 2020 | 21:00 WIB

Tinggal Selangkah Lagi, Vaksin Covid-19 Buatan Profesor Jenius Asal Indonesia Ini Bisa Diproduksi Secara Massal, Firasat Wirang Birawa Akhirnya Terbukti Benar?

"April mulai terlihat tanda-tanda COVID-19 akan berakhir di negri ini, pertengahan tahun semuanya akan kembali normal, nanti ada akan ada seorang wanita jenius penemu vaksin untuk virus ini 'FIRASAT'," katanya di akun Instagram, Minggu (15/03).

Bak mendekati terawanagn Wirang tersebut, melansir dari tayangan di kanal YouTube lifestyleOne (12/6/2020) Prof. Kusnandi Rusmil, Peneliti Utama Vaksin Covid-19 UNPAD, menjelaskan secara gamblang perkembangan dari vaksin yang dikembangkan oleh China.

Disebutkan bahwa PT. Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi bernama Sinovac asal China untuk melakukan uji coba fase ke tiga dari vaksin Covid-19.

Baca Juga: Jadi Presiden RI 2 Periode, Terungkap Jumlah Kekayaan Joko Widodo, Punya Deretan Bisnis hingga Miliki Aset di Bidang Menggiurkan Ini

Dijelaskan bahwa vaksin ini telah melewati uji coba fase satu dan dua hingga disebut aman dan efektif.

Sehingga kini tinggal memasuki fase 3 sebelum akhirnya bisa dijual dan diproduksi massal.

"Fase satu sudah berhasil, fase dua sudah berhasil, sekarang dilihat apakah vaksin yang di China sama atau tidak, kalo sama, vaksin ini bisa dipake," ungkap Prof. Kusnandi.

"Fase tiga dilihat konsistensinya, di sana (China) sama, di sini sama tidak (hasilnya), kalo udah lewat fase tiga, vaksin itu bisa dijual," tambahnya.

Baca Juga: 7 Tahun Nikah, Asmirandah dan Jonas Rivano Bagikan Kabar Bahagia, Mengaku Hamil 3 Bulan Usai Jalani Program Bayi Tabung Tapi Harus Alami Hal Ini

Lebih lanjut, vaksin buatan China ini memang sedang dilakukan uji fase tiga di beberapa daerah, salah satunya di Bandung untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut bisa digunakan di berbagai wilayah, tak hanya di Tiongkok.

"Artinya di fase tiga bukan Bio Farma saja, di China juga ada, di Indonesia ada mungkin di negara lain ada. Nah negara lain, China dan Indonesia hasilnya harus sama, kalo nggak sama itu nggak bisa dipake," ujar Prof Kusnandi.