GridPop.ID - Seluruh masyarakat Indonesia kini tengah bergotong royong melawan pandemi virus corona.
Tak cuma pemerintah, beberapa ilmuan hebat di tanah air pun sedang gencar berusaha demi temukan vaksin yang bisa menangkat virus corona.
Beruntungnya, seorang profesor jenius ini mengaku vaksin temuannya tinggal selangkah lagi bisa diakui dan diproduksi secara massal.
Pandemi virus corona di Indonesia nampaknya telah memasuki babak baru.
Pemerintah pun mulai nerapkan kebijakan-kebijakan baru yang cukup longgar terkait penyebaran virus ini.
Sebelumnya, seorang paranormal, Wirang Birawa dengan yakin jika serangan virus corona ini akan segera berakhir.
Bahkan, Wirang pernah menyebut bahwa ada perempuan dari 'Timur' yang akan menemukan vaksin untuk Covid-19 tersebut.
"April mulai terlihat tanda-tanda COVID-19 akan berakhir di negri ini, pertengahan tahun semuanya akan kembali normal, nanti ada akan ada seorang wanita jenius penemu vaksin untuk virus ini 'FIRASAT'," katanya di akun Instagram, Minggu (15/03).
Bak mendekati terawanagn Wirang tersebut, melansir dari tayangan di kanal YouTube lifestyleOne (12/6/2020) Prof. Kusnandi Rusmil, Peneliti Utama Vaksin Covid-19 UNPAD, menjelaskan secara gamblang perkembangan dari vaksin yang dikembangkan oleh China.
Disebutkan bahwa PT. Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi bernama Sinovac asal China untuk melakukan uji coba fase ke tiga dari vaksin Covid-19.
Dijelaskan bahwa vaksin ini telah melewati uji coba fase satu dan dua hingga disebut aman dan efektif.
Sehingga kini tinggal memasuki fase 3 sebelum akhirnya bisa dijual dan diproduksi massal.
"Fase satu sudah berhasil, fase dua sudah berhasil, sekarang dilihat apakah vaksin yang di China sama atau tidak, kalo sama, vaksin ini bisa dipake," ungkap Prof. Kusnandi.
"Fase tiga dilihat konsistensinya, di sana (China) sama, di sini sama tidak (hasilnya), kalo udah lewat fase tiga, vaksin itu bisa dijual," tambahnya.
Lebih lanjut, vaksin buatan China ini memang sedang dilakukan uji fase tiga di beberapa daerah, salah satunya di Bandung untuk membuktikan bahwa vaksin tersebut bisa digunakan di berbagai wilayah, tak hanya di Tiongkok.
"Artinya di fase tiga bukan Bio Farma saja, di China juga ada, di Indonesia ada mungkin di negara lain ada. Nah negara lain, China dan Indonesia hasilnya harus sama, kalo nggak sama itu nggak bisa dipake," ujar Prof Kusnandi.
Sang pembawa acara pun bertanya, butuh waktu berapa lama hingga vaksin ini bisa dijual dan diproduksi massal.
Dijelaskan untuk menyelesaikan penelitiannya ini, Prof. Kusnandi mengaku membutuhkan waktu hingga 9 bulan.
"Penelitian saya itu paling tidak 9 bulan," ujar Prof. Kusnandi.
"Kita kan kejar-kejaran dengan waktu, bisa tidak apa yang membuat waktu 9 bulan itu dipercepat?" Tanya pembawa acara.
"Begini ya, saya nggak berani ambil risiko, oleh karena apa, setelah vaksin ini diberikan, diberikannya kan dua kali.
Pertama - tama orang harus dicek benar-benar sehat, setelah itu dikasih vaksin, satu bulan kemudian, dikasih vaksin. Nah setelah imunisasi, tiga hari setelah dikasih vaksin, dilihat efeknya.
Setelah tujuh hari dilihat efeknya, nah kemudian setiap bulan kita lihat efeknya, kita harus hati-hati karena ini untuk manusia, setelah enam bulan, dilihat bagus, dicek lagi kadarnya dalam darah," ungkap Prof Kusnandi.
Mendengar hal tersebut, banyak warganet yang berucap syukur dan berharap hasil percobaan fase ke tiga ini memiliki hasil yang baik.
"Semoga berhasil dengan gemilang," tulis Biro King Star.
"Alhamdulillah hirrobbil alamin, vaksin covid-19 kurang 1 fase lagi," komentar DIMAS ELANG CHANNEL.
"Semoga berhasil fase yang ke3 dan semoga vaksin segera beredar," tulis Diky Alif.
GridPop.ID (*)