Find Us On Social Media :

Bak Kena Karma, Dulu Klaim Kesenian Tradisional Indonesia Sebagai Miliknya, Kini Malaysia Mencak-mencak Kebudayaannya Diklaim Negara Tetangga hingga Lakukan Hal Ini

By Septiana Risti Hapsari, Kamis, 18 Juni 2020 | 12:40 WIB

Twin Towers, Malaysia

GridPop.ID - Berkali-kali Malaysia berseteru dengan Indonesia perihal kebudayaan.

Malaysia mengeklaim beberapa kebudayaan Indonesia menjadi miliknya.

Masih segar di ingatan masyarakat Indonesia bagaimana Reog Ponorogo, Batik, Tari Pendet dan lagu Rasa Sayange diklaim sebagai warisan budaya Malaysia.

Namun bukan hanya dengan Indonesia saja Malaysia berbuat ulah masalah klaim budaya.

Baca Juga: Penduduk Negara Tetangga Nyinyiri Ibu Kota Indonesia Pindah ke Kalimantan, Netizen Malaysia Sebut Indonesia Memohon ke Google Ubah Nama Borneo Menjadi Kalimantan, Diduga Takut Sabah Hilang dari Map!

Belakangan ini Malaysia bersitegang mengenai klaim budaya dengan Singapura.

Dikutip dari Kompas.com pada Jumat (31/8/2018) Singapura berusaha mendapatkan pengakuan ke PBB bahwasanya jajanan jalanan kaki lima merupakan kebudayaan mereka.

Hal ini didasari atas banyaknya penjual jajanan kaki lima yang berjualan berbagai macam makanan di negaranya yang berwilayah seuprit itu.

Bahkan PM Singapura Lee Hsien Loong sampai mendaftarkan jajanan jalanan kaki lima yang di sana dinamai 'Hawkers' ke UNESCO sebagai identitas negaranya.

Baca Juga: Malaysia Berlakukan Lockdown Selama 2 Bulan, Tas hingga Sepatu Branded Berharga Fantastis yang Ada di Mall Ini Tampak Menjijikan Dipenuhi Jamur, Begini Penampilannya!  

Ia berharap budaya street food sah menjadi milik Singapura.

Malaysia kemudian mencak-mencak akibat klaim Singapura tersebut.

Pihak Malaysia mengaku bahwa jajanan kaki lima berasal dari Malaysia karena di negaranya lebih beraneka ragam makanannya.

Salah seorang koki selebriti Malaysia Redzuawan Ismail atau Chef Wan mengatakan, upaya Singapura ini tidak masuk akal.

Baca Juga: 4 Publik Figur Indonesia yang Menghembuskan Napas Terakhir saat Menjalani Syuting, Salah Satunya Sempat Dikira Sedang Tertidur

"Jika Anda berbicara soal makanan jalanan, bukan hanya Singapura yang memiliki budaya ini."

"Mengapa Anda menginginkan paten UNESCO? Apa istimewanya?" kata Chef Wan.

Penegasan berlanjut, seorang chef lagi asal Malaysia, Ismail Ahmad bersikukuh jika negaranya adalah surga makanan jalanan.

Ia berpendapat justru Malaysia lah yang seharusnya mendapat pengakuan tersebut.

Baca Juga: Hidupnya Dikuliti Habis Demi Konten YouTube, Paula Verhoeven Blak-blakan Akui Sampai Berguru pada Sosok Ini Lantaran Merasa Dilema dengan Tingkah Suaminya Sendiri

"Bahkan warga Singapura datang ke Malaysia untuk menikmati makanan jalanan kami," ujar Ismail.

Namun amarah warga Malaysia tak digubris Singapura.

Pemerintah Singapura menganggap ini bukan sekedar makanan, namun menyangkut warisan dan identitas negara Singapura.

"Ini tentang warisan budaya makanan jalanan yang mengikat masyarakat dan didukung pemerintah serta industri."

Baca Juga: Satu Indonesia Sebut Ibunya Halu, Putri Semata Wayang Barbie Kumalasari Tak Kuasa Menahan Malu pada Sang Ibu Gegara Lakukan Hal ini: Maunya Mami Jadi Artis yang Baik

"Semua ini tentang komunitas," ujar kritikus makanan KF Seetoh.

Kedua negara memiliki hubungan kurang mesra sejak Singapura memerdekakan diri dari Malaysia pada 1965 dan masalah makanan jalanan ini semakin memanaskan situasi.

Bersyukurlah kita sebagai rakyat Indonesia yang mempunyai berjibun sebagai kekayaan kebudayaan nasional karena identitas suatu bangsa/negara amat bernilai mahal.

Baca Juga: Mati Kutu Usai Kalah di Pengadilan, Ruben Onsu Kini Terancam Dijebloskan ke Penjara Gegara Lakukan Hal Ini Selama 3 Tahun: Saya Kasih Dia Kesempatan Mikir Baik-baik

GridPop.ID (*)

Artikel ini sudah tayang grid.id dengan judul "Kena Karma, Giliran Kebudayaan Malaysia Diklaim Oleh Negara Lain"