GridPop.ID - Kasus pembunuhan yang menimpa Editor Metro TV masih menjadi abu-abu.Setelah penemuan mayatnya pada Jumat (10/7/2020) lalu, hingga kini polisi masih bergelut dengan waktu untuk mengungkap siapa dalang di balik kasus ini.Di sisi lain, seorang pakar psikologi mencoba membaca luapan amarah yang tersimpan dari pembunuh Yodi Prabowo.
Baca Juga: Kedatangannya Jadi Tontonan Masyarakat, Perempuan Eropa Ini Kisahkan Pemburu Kepala Manusia Saat Jelajahi Kedalaman BorneoDikutip dari Kompas.com via TribunWow, pakar psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menduga kematian Yodi sebagai refleksi agresi amarah seseorang.Pasalnya pelaku mengetahui tepat titik tubuh yang ditusuk berakibat fatal jika dilukai.Selain itu, menurutnya, ada dua kendala besar dalam pengungkapkan kasus tersebut.
Baca Juga: Tak Perdulikan Perasaan Didi Riyadi yang Pontang-panting Berusaha Dekat Dengannya, Ayu Ting Ting Tanpa Basa-basi Malah Langsung Ajak Nikah Sosok Ini hingga Kegirangan Saat Tahu ResponnyaDua kendala itu antara lain sidik jari dan rekaman CCTV. Sedangkan bukti dari keterangan saksi saja kurang akurat.
"Tanpa sidik jari, tanpa rekaman CCTV, apa yang bisa diharapkan? Mengandalkan semata-mata pengakuan, tak mungkin. Rentan error," kata Reza saat dihubungi, Kamis (16/7/2020).Lalu, Reza mengatakan dirinya belum bisa menduga siapa sosok pembunuh Yodi.Ia tidak bisa mengaitkan orang dekat dengan misteri kematian Yodi.Apalagi menurutnya orang dekat memiliki definisi yang luas.
Baca Juga: 8 Tahun Mendekam di Balik Dinginnya Jeruji Besi Atas Kasus Korupsi, Angelina Sondakh Ogah Terjun ke Politik Lagi Hingga Lebih Pilih Jalani Profesi Ini Saat Keluar Nanti"Apa sebetulnya definisi orang dekat? Saudara sedaerah tapi tinggal di seberang lautan dan hanya ketemu sekali setahun, itu orang dekat?""Sebaliknya, teman medsos yang belum pernah ketemu langsung tapi chatting setiap hari bisa disebut sebagai orang dekat?" jelasnya.Letak Pisau Punya Pesan Tersirat?Sedangkan, mayat Yodi Prabowo sudah ditemukan di Jalan Tol JORR Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020).Yodi Prabowo ditemukan setelah sempat menghilang selama tiga hari sejak Selasa (7/7/2020).
Baca Juga: Biasa Tampil Girly, Gaya Busana Via Vallen Saat Ke Acara Ini Bikin Syok Gegara Pakai Baju Transparan hingga Banjir Hujatan Netizen: Jadi RisihNamun ada yang menarik dalam kasus itu adalah adanya pisau yang digunakan untuk membunuh Yodi tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).Di acara Apa Kabar Indonesia Malam TV One pada Senin (13/7/2020), Ahli Viktimologi, Heru Susetyo menilai pelaku sengaja meninggalkan pisaunya.
Pisau itu untuk meninggalkan pesan bagi keluarga maupun orang-orang terdekat Yodi."Terkait dengan proses ataupun modus operasi sampai terbunuhnya saudara Yodi Prabowo saya melihatnya memang sepertinya ada pesan yang ingin diberikan oleh tersangka atau pelaku dengan meninggalkan pisau di tempat tak jauh dari korban," kata Heru.Menurut Heru, lazimnya pisau tak akan ditinggalkan begitu saja agar tak mudah diketahui jejaknya.Sehingga, Heru yakin bahwa pelaku ingin memberikan pesan.
Baca Juga: Tampangnya Kusam hingga Hanya Kenakan Daster Rumahan, Begini Penampilan Catherine Wilson Saat Kediamannya Digeledah Polisi Terkait Kasus Narkoba"Karena kalau seorang profesional yang memang tujuannya ingin membunuh dan tidak ingin terlacak secara cepat, tidak ingin diketahui secara cepat tentunya dia berusaha menghilangkan jejak-jejaknya.""Tapi ini kan seperti memberikan pesan entah kepada siapa, entah kepada keluarganya Yodi, entah orang-orang sekitarnya," ujar dia.Heru menduga pelaku ingin menunjukkan betapa marahnya ia pada Yodi."Bahwa orang ini sudah saya hukum, sudah jadi korban kemarahan saya, korban dan sebagainya."
Baca Juga: Ngakunya Mantan Aurel Hermansyah, Orang Ini Mendadak Ungkit Hal Tak Senonoh pada Atta Halilintar, Sang Youtuber Langsung Naik Pitam: Otak Dengkul!"Jadi saya melihat ada pesan yang disampaikan dengan meletakkan pisau tak jauh dari korban, karena melihat posisinya bahwa almarhum ditemukan setelah tiga hari dari Rabu hingga Jumat, artinya ada jeda waktu cukup panjang," terang Heru.
Kendala dalam Kasus YodiKabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus lantas mengungkap sejumlah hambatan yang membuat kasus ini sulit terungkap.Dikutip dari Kompas.com (15/7), polisi mengatakan bahwa satu di antara kesulitan adalah mayat korban sudah membusuk saat diautopsi.Diketahui mayat Yodi baru tiga hari ditemukan setelah korban menghilang sejak Selasa (7/7/2020)."Kendalanya karena sudah membusuk ya sudah 3 hari di TKP. Ini makanya kita pelan-pelan lagi dalami sama penyidik," kata Yusri kepada wartawan, Selasa (14/7/2020).Kedua, hal yang membuat sulit penyelidikan ini antara lain, sejumlah CCTV di dekat TKP (Tempat Kejadian Perkara) sulit diidentifikasi.
Baca Juga: Kesaksian Warga Bongkar Tabiat Catherine Wilson Sebelum Diciduk Polisi Terkait Kasus Narkoba, Singgung Soal Kebiasaan Sang Artis!Rekaman CCTV yang agak buram membuat peristiwa yang dialami korban sulit dideskripsikan."Kalau CCTV memang kita sudah buka satu agak gelap. maka kami harus meminta bantuan tim ahli dari kepolisian nanti membuat terang CCTV itu," kata dia.Sementara itu saat ini Yusri mengatakan pihaknya tengah merangkai sejumlah keterangan dari para saksi.Polisi tengah merangkai kronologi kepulangan almarhum Yodi dari kantor hingga TKP di di pinggir Tol JORR Pesanggrahan Jalan Ulujami Raya, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Jumat (10/7/2020) lalu."Dari hasil keterangan saksi-saksi yang ada. Ini yang kemudian tim lapangan sedang merangkai misalnya ada keterangan seperti dari kantor jam berapa kemudian ke ke mana saja itu yang masih kita telusuri," ujar Yusri kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (15/7/2020).Selain itu, polisi juga ingin mencari rekaman-rekaman CCTV yang lain untuk melengkapi pemeriksaan.
Baca Juga: Jadi Istri Konglomerat Tajir, Terbongkar Ternyata Ini Besarnya Biaya Sekolah Anak Pertama Nia Ramadhani, Per Semesternya Bikin Geleng Kepala!"Dua rekaman CCTV sudah kita ambil tapi kita masih dalami terus mencari rekaman CCTV yang lain. Memang sulit disana mendapatkan rekaman CCTV di sana karena memang dipinggir danau," kata Yusri.Yusri menjelaskan dalam kasus ini, polisi telah memeriksa 27 saksi."Sampai dengan saat ini saksi bertambah 4 orang. Sudah ada 27 saksi yang sudah kami periksa," ujarnya.27 saksi itu di antaranya orang-orang terdekat korban termasuk keluarga dan rekan kerja."Sampai dengan saat ini saksi bertambah 4 orang. Sudah ada 27 saksi yang sudah kami periksa," jelas Yodi.Sementara itu dari hasil autopsi, korban mengalami luka di bagian dada kiri dan leher yang diduga akibat senjata tajam.GridPop.ID (*)Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Misteri Kematian Editor Metro TV Berlanjut, Pakar Sebut Kemarahan Pelaku: Apa yang Bisa Diharapkan?