Dalam surat terbukanya itu, Retno mendorong Nadiem untuk membatalkan program organisasi penggerak (POP).
"Dan anggarannya dialihkanuntuk mengatasi kendala PJJ yang sudah berlangsung hampir 5 bulan," katanya.
Selain itu tambah Retno, dana POP juga bisa dialihkan untuk pengratisan internet bagi siswa dalam belajar, dimana Kemdikbud dapat berkoordinasi dengan Kemeninfo sesuai kewenangannya.
Juga katanya dana dijadikan bantuan gadget bagi anak-anak miskin dan para guru honorer.
"Kemdikbud juga harus segera selesaikan kurikulum dalam situasi darurat atau kurikulum adaptif, yang dapat meringankan guru, siswa dan para orangtua," ijar Retno.
Karena berani menetapkan tahun ajaran baru 13 Juli 2020 dengan memperpanjang PJJ, menurut Retno, seharusnya Kemdikbud sudah siap dengan kurikulum adaptifnya.
"Kemdikbud juga dapat berkoordinasi dengan Kementerian Desa terkait penggunaan dana desa agar didorong membantu anak-anak desa melakukan PJJ di balai-balai desa dengan fasilitas wifi dan computer milik desa," ujarnya.
Apalagi untuk anak-anak yang tinggal di wilayah yang sulit sinyal, hal itu sangat dibutuhkan.
Dalam penutup di surat terbukanya Retno mengaku, sebagai seorang ibu dan warga Negara berharap banyak pada Nadiem Makarim.
"Akhir kata, saya sebagai seorang ibu dan warga Negara di Republik ini berharap banyak agar Mendikbud Nadiem menunjukkan kemampuan dan kapasitas milenialnya. Saya menunggu gebrakan Anda," kata Retno kepada Nadiem dalam surat terbukanya.
Berikut isi surat terbuka Komisioner KPAI Retno Listyarti kepada Mendikbud Nadiem Makarim.