Find Us On Social Media :

Biasa Dijadikan Pembungkus Nasi dan Berbagai Makanan, Ternyata Kertas Coklat Ini Bisa Sebabkan Mandul hingga Kanker!

By None, Minggu, 30 Agustus 2020 | 05:27 WIB

kertas nasi yang biasa dipakai bungkus makanan ternyata berbahaya bagi kesehatan

GridPop.ID - Biasanya, ketika membungkus makanan, sering sekali kita menemui kertas berwarna coklat atau yang sering disebut kertas minyak.

Bisanya digunakan sebagai pembungkus nasi atau berbagai jenis makanan lainnya.

Tentunya kertas minyak ini begitu lekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Namun, pakar toksikologi kimia mengatakan bahwa kertas berwarna cokelat tersebut ternyata mengandung zat kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: 8 Tahun Telan Pil Pahit Tak Bisa Lihat Pertumbuhan Buah Hati Gegara Dibui, Sosok Ini Dibuat Merinding Lihat Perubahan Drastis Angelina Sondakh Setelah Terlibat Kasus Suap

Dilansir Grid.ID dari Tribun Pontianak, kertas nasi mengandung bisphenol A atau BPA, yang memiliki bahaya tersendiri bagi kesehatan tubuh.

Diketahui BPA sendiri sering digunakan sebagai bahan pembuat wadah atau pembungkus makanan bukan hanya dari plastik, tetapi juga kertas.

Terkait bahaya penggunaan kertas nasi ini juga sempat dipaparkan oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di website resminya.

Di mana Peneliti Pusat Penelitian Biomaterial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Lisman Suryanagara mengingatkan masyarakat supaya berhati-hati dengan kertas nasi dan kertas daur ulang yang dipakai untuk membungkus makanan.

Baca Juga: Bikin Air Mata Ibunda Andhika Pratama Pecah, Begini Tingkah Anak Ussy Sulistiawaty yang di Luar Dugaan hingga Buat Nenek Sambungnya Luluh Bisa Terima Kehadirannya Meski Bukan Darah Daging Sang Putra

Sebab menurut penelitiannya kertas nasi untuk membungkus makanan seperti untuk nasi goreng, nasi bungkus, atau martabak yang berwarna cokelat itu memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Berbicara tentang kemasan makanan berbahan dasar kertas yang paling lazim digunakan di Indonesia, ternyata masih banyak yang belum layak untuk dijadikan sebagai kemasan makanan primer.

"Masih banyak ditemukan penggunaan kertas koran, kertas bekas cetakan, atau kertas daur ulang sebagai kemasan nasi kotak, nasi bungkus, gorengan, dan kotak martabak," ungkap Lisman.

Hasil riset yang dilakukan LIPI menunjukan jumlah bakteri yang terkandung dalam kertas nasi yang terbuat dari kertas daur ulang sekitar 1,5 juta koloni per gram.

Baca Juga: Jengah Hubungannya dengan Lesty Kejora Jadi Ladang Rezeki Paranormal Kondang, Rizky Billar Beri Peringatan Tegas pada Denny Darko: Kenapa Percaya Ramalan, Musyrik Bro!

Sedangkan rata-rata kertas nasi yang umum digunakan beratnya 70-100 gram, itu artinya ada sebanyak 105 juta-150 juta bakteri yang terdapat di kertas tersebut.

"Kandungan mikroorganisme di kertas daur ulang memiliki nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya, ini melebihi batas yang ditentukan," ujar Lisman lagi.

Lebih lanjut, Lisman mengatakan bahwa zat-zat kimia tersebut berdampak negatif terhadap tubuh manusia dan dapat memicu berbagai penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, mengganggu sistem endokrin, gangguan reproduksi, meningkatkan risiko asma, dan mutasi gen.

Hal ini senada dengan pernyataan dari ilmuwan riset di New York State Department of Health, Kurunthachalam Kannan, Ph.D., yang mengatakan bahwa BPA juga terkandung pada kertas pembungkus makanan dengan tingkat konsentrasi yang sangat tinggi.

Baca Juga: Sudah 6 Tahun Menikah Tak Kunjung Hamil, Ternyata Hal Serius Ini yang Buat Fitri Carlina Pasrah Soal Momongan

Di mana bubuk BPA digunakan untuk melapisi kertas supaya lebih tahan terhadap panas.

Selain pada kertas pembungkus makanan, BPA juga sering terdapat pada tisu toilet, kertas koran, kertas struk belanja, maupun tiket.

"Kertas berwarna cokelat untuk pembungkus, biasanya bungkus nasi, dilapisi oleh sebuah lapisan plastik supaya tidak mudah bocor. Lapisan itulah yang berbahaya," tutur Dr rer nat (doktor ilmu sains) Budiawan.

Ia juga menjelaskan, efek yang dirasakan tubuh ketika terpapar senyawa-senyawa tersebut memang tidak langsung.

Baca Juga: Diduga Terima Suap Rp 7 Miliar pada Kasus Djoko Tjandra, Kehidupan Mewah Jaksa Pinangki Malah Panen Pujian dari Hotman Paris Hingga Bikin Sang Pengacara Kicep: Hotman Kalah!

Butuh waktu 5-20 tahun sampai tubuh merasakan efek dari pembungkus berwarna cokelat tersebut jika dipakai rutin.

"Efek pada kesehatan memang jangka panjang. Efek kronisnya bisa menghambat kesuburan, bersifat karsinogenik (kanker), dan mutagenik (perubahan-perubahan pada gen manusia)," jelasnya.

Lebih lanjut, ternyata kertas yang digunakan untuk membungkus burger, nasi, sandwich, serta kentang, begitu juga dengan kotak ayam goreng dan kardus pizza, dinilai peneliti mengandung bahan kimia sintetik terkait dengan masalah kesehatan serius bila larut ke dalam makanan.

Baca Juga: Seakan Menampik Komentar Negatif Soal Ibu Kandung yang Dipoligami Hingga Sempat Bercerai, Anak Aa Gym Beberkan Kondisi Hubungannya dengan Teh Rini: Cintai Keduanya...

Hal tersebut menurut sebuah studi baru yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Science & Technology Letters.

Dikutip Grid.ID dari Kompas.com, peneliti studi ini mengumpulkan sekitar 400 sampel dari kertas dan karton produk dari 27 rantai makanan cepat saji di Amerika Serikat dan menemukan bahwa 46 persen dari kertas dan kotak makanan cepat saji, 20 persen dari sampel karton pembungkus, dan 16 persen dari wadah minuman non-kertas, diuji positif mengandung sekelompok zat kimia yang disebut per- and polyfluoroalkyls (PFASs).

Umumnya kandungan zat kimia ini digunakan dalam kemasan makanan untuk menghalau lemak dan minyak.

Baca Juga: 6 Tahun Pisah dari Ayu Ting Ting dan 2 Kali Menduda, Enji Kepergok Rangkulan Mesra di Dalam Kamar, Gandeng Pacar Baru Lebih Cantik Dari Mantan Istri!

PFASs telah dikaitkan dengan jenis kanker tertentu, masalah perkembangan dan reproduksi, sistem kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan lainnya.

Cara terbaik untuk menghindari kemungkinan bahaya ialah segera menghabiskan makanan cepat saji atau menyimpan makanan cepat saji dalam wadah aman.

Semakin sebentar makanan berada dalam bungkusnya, maka semakin sedikit bahan kimia yang kemungkinan akan bercampur dengan makanan.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Sosok Ini Bongkar Aib Orang Tua Atta Halilintar yang Disebut Tukang Ngibul Poroti Uang Orang Lain: Licik!

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul: Nggak Nyangka, Kertas Cokelat Pembungkus Nasi yang Biasa Kita Gunakan Diam-diam Bisa Menyebabkan Mandul sampai Kanker, Waspada!