Bahkan menurutnya pria asal kota Solo tersebut tengah memposisikan dirinya di tengah pergulatan demokrasi dan otoritarianisme, serta di panggung internasional.
Ia mengatakan Jokowi telah mencapai sejumlah pencapaian, kebanyakan di bidang infrastruktur dan kebijakan lain yang terfokus pada ekonomi.
Naiknya kembali Jokowi sebagai kepala negara diungkapkan oleh Ben sebagai sebuah keberhasilan lantaran modal politik yang banyak dan kepopuleran yang telah dimiliki oleh Jokowi sebelumnya.
"Pertanyaan saya adalah bagaimana ia memanfaatkan itu? Ia terus mengatakan ingin mendorong Indonesia melewati reformasi, tapi sejauh ini ia sangat berhati-hati," ujarnya kepada ABC Indonesia.
Ben pun secara berani mengatakan bahwa semakin lama Jokowi berada di dalam lingkup istana maka semakin memudar janji-janjinya.
Ia pun mengatakan bahwa hal tersebut bisa dilihat oleh beberapa kejadian yang terjadi di sekitar Jokowi seperti sedang membangun dinasti politik.
"Sosok yang pernah dipuja karena reputasinya yang bersih, malah telah memperlemah lembaga pemberantasan korupsi, memicu aksi demonstrasi mahasiswa dan pelajar," tulis Ben.
"Kelemahan kepemimpinannya terungkap oleh krisis Covid-19. Pemerintahannya menunjukkan jejak-jejak buruk: tidak menghargai pendapat pakar kesehatan, tidak mempercayai gerakan masyarakat sipil, dan gagal membangun strategi terpadu," katanya.