Find Us On Social Media :

Bak Jatuh di Lubang yang Sama, Hidup Pembelot Korea Utara Ini Kembali Merana Jadi Korban Perdagangan Manusia Setelah Kabur ke Tiongkok, Begini Kisahnya yang Menyayat Hati

By Arif B,None, Minggu, 6 September 2020 | 13:00 WIB

Ilustrasi wanita pembelot korea yang dijual ke Tiongkok.

GridPop.ID - Seperti yang kita tahu, gaya kepemimpinan Kim Jong Un yang otoriter membuat banyak rakyatnya tidak betah.

Oleh karenanya, tak sedikit warga Korea Utara yang menjadi pembelot dengan kabur ke Korea Utara ataupun China.

Salah duanya adalah Yeonmi Park dan ibunya.

Baca Juga: Tak Sudi Negaranya yang Selama Ini Dianggap Bersih dari Virus Corona Jadi Ikut Tercemar, Kim Jong Un Buru-buru Perintahkan Tentara Tembak Mati Para Warga di Perbatasan

Namun ternyata rencananya kabur ke China lewat Sungai Yalu bukanlah ide yang bagus.

Pasalnya, Park yang saat itu masih berusia 13 tahun serta sang ibu malah dijual oleh penculik.

Baca Juga: Tajirnya Gak Main-main, Ini Dia Sederet Harta Kekayaan Kim Jong Un Sang Diktaktor Korea Utara, Miliki Ribuan Pesawat hingga Pulau Pribadi

Dilansir Sosok.ID dari Daily Mail, wanita 26 tahun bernama Yeonmi Park itu mengaku melarikan diri bersama sang ibu.

Sebab, ia sudah tak sanggup terus-terusan hidup diambang kelaparan dan kemiskinan.

Karena itu lah, saat berusia 13 tahun, ia dan ibunya melarikan diri ke China dengan melewati Sungai Yalu yang membeku.

Menurutnya, hanya ada sedikit pembelot yang memilih melintasi Zona Demiliterisasi (DMZ) ke Korea Selatan.

Kebanyakan, para pembelot Korut melarikan diri dari Korea Utara melalui China.

Namun, kenyataan pahit telah menanti Park dan sang ibu usai lolos dari Korea Utara.

Sebab, sesampainya di China ia justru 'dijual' ke pedagang manusia seharga 260 dolar (sekitar Rp 3,8 juta) oleh seorang ia sebut sebagai penculik.

Baca Juga: Tak Kalah Tenar di Tanah Air, Siapa Sangka Produk-produk Indonesia Ini Laris Manis di Korea Utara, Saking Cintanya Sampai-sampai Ada Toko Khusus!

Dia dan ibunya juga diperkosa oleh orang yang menculiknya itu.

Park mengatakan bahwa di China ada sebuah geng yang biasa menjual para pembelot Korut yang kabur ke Tiongkok.

Menurutnya, hal itu berhubungan dengan kurangnya wanita sebagai akibat kebijakan satu anak di Negeri Tirai Bambu.

Beberapa wanita bekerja sebagai pelacur sehingga mereka dapat menghasilkan uang untuk dikirim pulang, katanya.

Baca Juga: Keberadaannya Bagai Misteri, Kim Jong Un Disebut Sudah Serahkan Kekuasaan Korea Utara Pada Adik Perempuannya Sebelum Terbaring Lemah dan Koma

Sementara rumah pelacuran di Shanghai dan Beijing diduga sengaja menahan para pekerjanya.

Setelah hampir dua tahun terbelenggu bersama penculiknya, Park dan ibunya mempertaruhkan nyawa untuk melarikan diri ke Mongolia.

Keduanya kabur dengan menyeberangi Gurun Gobi yang membeku.

Park kemudian pindah ke Seoul, Korea Selatan sebelum akhirnya pindah lagi ke New York dan Chicago, Amerika Serikat.

Baca Juga: Jarang Ada yang Tahu, Ternyata Produk-produk Indonesia Menjadi Idola di Negara Pimpinan Kim Jong Un, Dinilai Miliki Kualitas Gak Kaleng-kaleng dan Harga Terjangkau

Namun, hidupnya tetap tak tenang karena ia mendengar kabar bahwa kerabatnya yang berada di Korea Utara telah menghilang.

Dia khawatir mereka akan dieksekusi atau dikirim ke kamp penjara di Korea Utara.

Sebab, menurut Human Rights Watch, para tahanan politik di tempat itu harus menghadapi 'penyiksaan, kekerasan seksual, kerja paksa, dan perlakuan tidak manusiawi lainnya'.

Mereka juga menjadi sasaran 'kerja paksa yang membahayakan nyawa karena dihadapkan dalam kondisi yang berbahaya'.

Baca Juga: Tak Pernah Diumbar ke Publik, Istri Kim Jong-un Ternyata Punya Rahasia Masa Lalu Kelam yang Sengaja Ditutupi Korea Utara, Tabiat Aslinya Dibongkar Mantan Pegawai

"Terkadang mereka dipaksa bekerja saat musim dingin tanpa diberi pakaian yang layak," kata kelompok tersebut.

Warga Korea Utara dapat dikirim ke kamp penjara bila ketahuan berusaha membelot ke Korea Selatan atau pergi ke China untuk tinggal dam bekerja.

Para pembelot adalah sumber ketegangan antara dua negara Korea dan dianggap sebagai 'sampah masyarakat' oleh media resmi Korut.

Beberapa pembelot diketahui mengeirim selebaran propaganda ke seluruh DMZ, membuat marah Korut yang kemudian mengancam akan membalas dengan tindakan militer.

Baca Juga: Emosi Sudah di Ubun-ubun Usai Lihat Universitas Favoritnya Jadi Tempat Jual Beli Wanita Muda, Kim Jong Un Langsung Eksekusi Mati 4 Pejabat Tinggi yang Jadi Dalangnya!

Pada bulan Juni 2020 lalu, Korea Utara meledakkan kantor penghubung dua negara Korea.

Hal itu dimaksudkan untuk membina hubungan yang lebih baik antara kedua negara setelah menyuarakan kemarahan tentang aktivitas para pembelot.

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul "Keluar Lubang Buaya Malah Masuk ke Kandang Macan, Susah Payah Pertaruhkan Nyawa Demi Kabur dari Korea Utara Gegara Masalah Kelaparan, Hidup Pembelot Korut Ini Justru Makin Menderita Usai Dijual ke Tempat Pelacuran"