Sementara itu, menurut sebuah penelitian yang diunggah dalam Journal of Korean Medical Sciences, menjelaskan bahwa kebiri kimia dilakukan dengan menggunakan obat-obatan hormonal untuk mengurangi tindak kekerasan terhdap wanita.
Upaya manipulasi hormon pertama yang dilaporkan untuk mengurangi perilaku menyimpang patologis terjadi pada tahun 1944, ketika dietilstilbestrol diresepkan untuk menurunkan kadar testosteron.
Testosteron adalah hormon utama yang terkait dengan libido dan fungsi seksual pada pria, dan beberapa penelitian telah melaporkan bahwa pelaku kekerasan memiliki tingkat androgen yang lebih tinggi.
Berbagai teori komprehensif tentang pelanggaran seksual telah memasukkan faktor-faktor hormonal meskipun secara mengejutkan hanya ada sedikit bukti dan pengebirian bedah dan kimia tidak diragukan lagi mengurangi minat, kinerja, dan pengulangan hubungan intinm yang melanggar.
Medroxyprogesterone acetate dan cyproterone acetate telah digunakan di seluruh Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa untuk mengurangi fantasi dan keinginan untuk melakukan hubungan intim yang melanggar hukum.
Tindak kebiri dilaporkan menghasilkan hasil yang pasti, bahkan pada pelaku pedofil atau pelaku kejahatan menyimpang pada anak-anak.
Kebiri kimia menggunakan agonis LHRH yang mengurangi testosteron yang bersirkulasi ke tingkat yang sangat rendah, dan juga menghasilkan penurunan tindak kriminal meskipun ada faktor psikologis yang kuat yang berkontribusi terhadap pelanggaran tersebut.
GridPop.ID (*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judul: Cerita Seorang Pedofil yang Dihukum Kebiri Kimia, Rasakan Sakit yang Hebat Hingga Sulit Untuk Berjalan