‘’Sembuhlah kau Nak, lanjutlah kuliahmu, Ummi akan sekuat tenaga berusaha supaya kau bisa lulus kuliah dan sukses, sembuhlah Nak,’’ujar Andi Niswa haru saat menenangkan putrinya, Sabtu (5/12/2020).
Mata Andi Niswa masih sembab dan kelopak matanya membengkak saat Kompas.com mengunjunginya.
Andi Niswa menjaga putrinya di sebuah rumah yang dibuat di kolong rumah panggung warga di RT 01 Desa Mammolok Nunukan Selatan, sebuah rumah yang lembap dan sempit terbuat dari triplek dan seng bekas.
Biasanya Andi Niswa memenuhi kebutuhannya dengan bekerja sebagai buruh ikat bibit rumput laut. Saat ini sudah 10 hari berhenti kerja karena ia tidak tega meninggalkan anaknya sendirian.
Berhenti dari pekerjaan mengikat bibit rumput laut atau biasa disebut mabettang oleh penduduk setempat, membuat keluarga ini terpuruk.
Kalau biasanya hasil mabettang bisa dibelikan bahan makanan dan sebagian disisihkan untuk arisan, kini tidak ada penghasilan yang menjamin kebutuhan hidup keduanya.
"Kadang izin pergi kerja sama anakku, tapi di tempat kerja ditelepon suruh pulang, kepikiran terus juga sama keadaan anakku, tapi kalau berhenti, bagaimana kami bisa makan?" katanya pilu.
Tidak satupun keluarga datang karena takut Susi mengidap corona.
Sakit Susi dikatakan datang secara tiba tiba. Suatu hari Susi mengeluhkan sekujur badannya sakit dan pegal pegal, setelah itu keesokan harinya ia tidak bisa bangun dari tempat tidur. Sendinya mendadak lemah. Bahkan untuk buang air, ia harus dipapah menuju kamar mandi.