Find Us On Social Media :

Waspadai Gejala Baru pada Covid-19 yang Disebut Delirium dan Ganggu Fungsi Kognitif, Kenali Penyebab dan Tanda-tandanya Ini Sebelum Terlambat!

By Arif B,None, Sabtu, 12 Desember 2020 | 20:40 WIB

Gejala covid-19 yang baru

GridPop.ID - Ditengah kabar masuknya vaksin corona Sinovac, masyarakat justru harus menghadapi kenyataan kurang mengenakkan.

Pasalnya, kini virus itu dikabarkan mempunyai gejala baru yang disebut dengan Delirium.

Apa itu?

Baca Juga: Kini Jadi Artis hingga Pengusaha Tajir Melintir, Terbongkar Pekerjaan Awal Nikita Mirzani Sebelum Terjun di Dunia Hiburan: Berjuang Banget untuk Hidup

Sebuah studi menyebutkan, delirium adalah gejala baru yang umumnya dialami pasien Covid-19 berusia lanjut.

Dokter Divisi Psikiatri Komunitas, Rehabilitasi, dan Trauma Psikososial, Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FKUI-RSCM, dr Gina Anindyajati SpKJ mengatakan, delirim menunjukkan terjadi perburukan dari suatu kondisi medis tertentu pada seseorang.

Ia menjelaskan, delirium adalah suatu kondisi perubahan kesadaran yang onset-nya akut dan terjadi secara mendadak.

Baca Juga: Sudah Hampir Akhir Tahun Masih Banyak yang Belum Dapat, Kemnaker Kebut Penyaluran Subsidi Gaji Termin Kedua, Menaker Ida Fauziyah Pastikan Semua Dapat!

"Orang yang mengalami delirium menunjukkan adanya gangguan tingkat kesadaran, perhatian, kognitif (kemampuan berpikir), dan persepsi yang terjadi secara fluktuatif (berubah-ubah dari waktu ke waktu)," ujar Gina, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (11/12/2020).

Menurut dia, delirium termasuk keadaan yang sulit dikenali karena tanda-tandanya sangat bervariasi.

Tingkatan derilium ada yang ringan sampai berat, dan kondisi ini bisa dilihat ketika seseorang tidur dan sulit dibangunkan, hingga tampak gelisah.

Gina mengatakan, gambaran utama orang yang mengalami delirium antara lain:

1. Gangguan kesadaran dan perhatian (kesadaran berkabut hingga koma)

Baca Juga: Ngaku Ikhlas Mantan Istri Menikah Duluan, Ternyata Gading Marten Diam-diam Punya Ketakutan Terbesar Jika Gisel Nikah dengan Wijin: Belum Kita Omongin

Gangguan kognitif berupa proses pikir yang kacau, ketidakmampuan membedakan realita dan yang bukan, disorientasi, rendah daya memori

Gangguan siklus tidur-bangun, cenderung bangun dan gelisah di malam hari, pola tidur terbalik

Gangguan emosional yang tampak sebagai kecemasan hebat, iritabilitas (mudah marah)

Baca Juga: Tak Heran Jika Para Gadis hingga Janda Tergila-gila, Sosok Ini Bongkar Rahasia Ketampanan Ariel NOAH Sang Lady Killer

Penyebab pasien Covid-19 alami delirium

Lebih jauh, Gina menjelaskan, delirium dapat terjadi pada pasien yang terinfeksi Covid-19 yang disebabkan oleh berbagai sebab, yakni:

1. Infeksi langsung ke jaringan otak

2. Inflamasi (peradangan) jaringan parenkim otak

3. Ensefalopati akibat toksin krn proses perjalanan penyakit Covid-19

Baca Juga: Sukses Jalani Manis Pahitnya 6 Tahun Pernikahan, Nagita Slavina Ungkap Kisah Awal Rumah Tangganya dengan Raffi Ahmad, Ngaku Kerap Menangis Berhari-hari hingga Minta Cerai

4. Gagal nafas yang menyebabkan otak mengalami kekurangan oksigen berat

5. Infeksi berat yang memengaruhi organ2 vital

6. Hiperkoagulasi (pengentalan darah yang hebat) sehingga mengganggu aliran darah ke otak

Baca Juga: Bak Tutup Rapat Buku Masa Lalunya, Angel Lelga Sampai Nekat Lakukan Hal Ini di Acara TV Saat Sosok Vicky Prasetyo Diungkit

Kondisi yang gawat darurat

Gina mengingatkan, delirium termasuk kondisi gawat darurat sehingga harus ditangani di rumah sakit.

Sebab, penyakit delirium yang tidak dikelola dan tidak dicari penyebabnya bisa berujung pada kematian atau kecacatan jangka panjang.

"Orang yang sudah teratasi delirium, masih mungkin mengalami gejala sisa berupa perubahan kognitif (kemampuan berpikir) maupun gangguan mood (suasana perasaan) yang sifatnya menetap hingga satu tahun pasca kejadian," ujar Gina.Pengobatan untuk orang yang alami delirium

Penanganan mereka yang mengalami delirium harus disesuaikan dengan penyebabnya.

Baca Juga: Akui Baru Dengar Isu Soal Hapus Foto Suami, Ririn Dwi Aryanti Kepergok Lepas Cincin Kawin dari Jari Manisnya, Ada Apa?

Jika penyebabnya karena infeksi, maka pengobatannya ditujukan untuk menyelesaikan infeksinya.

Namun, jika penyebabnya karena pengentalan darah yang berlebihan, maka perlu diberikan terapi agar kekentalan darahnya berkurang.

"Bila pasien mengalami gaduh gelisah, baru diberikan obat-obatan psikiatri sesuai dengan derajat gaduh gelisahnya," ujar Gina.

Baca Juga: Sempat Kecap Enaknya Nyari Duit Jadi Manajer Olga Syahputra, Begini Kabar Mak Vera Sekarang, Banting Stir Buka Warung hingga Terpaksa Tidur di Sofa!

Ia menambahkan, tindakan terapi juga penting dilakukan untuk membantu pasien yang mengalami derilium bergejala reorientasi.

"Orang dengan delirium dibantu untuk mengenali ruang, waktu, dan orang di sekelilingnya sehingga menurunkan kebingungan dan kegelisahan," kata Gina.

"Orang dengan delirium juga perlu dirawat di ruangan yang nyaman, cukup pencahayaan dan tenang, suhu ruangan yang hangat," lanjut dia.

GridPop.ID (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, Kenali Tanda-tanda Mengalami Delirium, Gejala Baru Covid-19