GridPop.ID - Alat pendeteksi covid-19 bernama GeNose belakangan ini menjadi sorotan masyarakat.
Pasalnya, GeNose merupakan alat ciptaan anak bangsa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Alat itu pun semakin menjadi sorotan usai Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berencana memasang alat tersebut di stasiun kereta api.
Alat pendeteksi covid-19 bernama GeNose belakangan ini tengah menjadi topik hangat di masyarakat.
Melansir Kompas.com, GeNose telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia pada 24 Desember 2020 lalu.
Hal itulah yang membuat GeNose dapat segera diproduksi secara massal untuk kebutuhan masyarakat.
Salah satunya untuk media screening covid-19 yang akan dipasang di beberapa stasiun di Indonesia.
Melansir Tribunnews.com, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan akan memberlakukan tes covid-19 dengan alat GeNose di stasiun kereta api mulai 5 Februari 2021.
"Dengan adanya GeNose ini, dapat memastikan penumpang KA negatif Covid-19 sebelum melakukan perjalanan," ujar Budi Karya Sumadi di Jakarta, Minggu (24/1/2021).
Nantinya seluruh penumpang kereta api wajib melakukan tes GeNose di stasiun sebelum melakukan perjalanan kereta api.
Namun meski begitu, penumpang tetap diharuskan membawa surat hasil tes negatif covid-19 saat ke stasiun.
Sementara itu untuk di transportasi bus, Budi Karya mengungkapkan, tidak bersifat mandatory tetapi akan dilakukan random sampling kepada penumpang.
"Jadi tidak bersifat wajib sebelum naik bus melakukan tes dengan GeNose, tetapi akan dilakukan tes secara acak sebelum bus melakukan perjalanan," ujar Budi Karya.
Harga Tes GeNose
Wacana kementerian perhubungan (Kemenhub) mewajibkan tes GeNose di stasiun kereta api kini tengah menjadi sorotan.
Terlebih bagi masyarakat yang kerap bepergian menggunakan kereta api baik secara jarak jauh maupun jarak dekat.
Pasalnya, adanya kebijakan baru tersebut membuat para pengguna kereta api harus kembali merogoh kocek untuk membayar biaya tes menggunakan mesin GeNose.
Namun tenang saja, mesin buatan para peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menawarkan berbagai kelebihan, salah satunya dari segi biaya.
Dalam artikel Kompas.com dijelaskan, nantinya para pengguna kereta api hanya perlu merogok kocek sebesar Rp 20.000 untuk melakukan tes GeNose.
Karena itu, Budi selaku Menhub, GeNose pertama kali dipasang di stasiun-stasiun karena harga tiket tertentu cenderung lebih murah.
Dengan begitu, GeNose dapat meringankan pengeluaran calon penumpang kereta api ketimbang harus tes rapid antigen.
"Karena kereta api ada jarak-jarak tertentu, katakan Jakarta-Bandung Rp 100.000, kalau mesti antigen Rp 100.000 lagi itu kan mahal, apalagi tarif bus yang lebih murah lagi, ada yang cuma Rp 40.000 - Rp 50.000," ujar Budi.
"Tapi, dengan GeNose ini harganya hanya Rp 20.000. Apalagi kalau nanti dengan skala besar bisa lebih murah menjadi Rp 15.000, jadi lebih terjangkau. Kami sudah pesan 200 unit untuk 44 titik stasiun di seluruh Jawa dan Sumatera," tambahnya.
Nantinya, alat pendeteksi covid-19 GeNose ini juga akan digunakan di berbagai lini transportasi mulai dari bandara, pelabuhan hingga terminal.
Namun hal tersebut masih dalam proses penggodokan oleh pihak-pihak terkait.
GridPop.ID (*)