Find Us On Social Media :

Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Surat Keberatannya Kadung Viral Hingga Panen Kritik Tajam, Kini Eiger Kena Sentil AAPRI: Bikin Miris, Visi Misi Perusahaan Tidak Dipahami Karyawan

By Arif B, Sabtu, 30 Januari 2021 | 20:30 WIB

Toko Eiger Bandung

Arya yang juga General Manager di SAC Indonesia (360 Communications) dan BAYK Strategic Sustainability itu pun mempertanyakan bagaimana Eiger memosisikan diri di publik sehingga menyebabkan terjadinya kasus yang merugikan nilai brand mereka.

"Eiger memosisikan diri di publik sebagai apa? Kalau positioning-nya adalah 'produsen outdoor goods untuk semua kebutuhan dan untuk semua konsumen dari pemula sampai praktisi professional outdoor activities', maka harus mengerti kalo brand-nya itu milik semua orang. Enggak boleh marah kalau ada yang bikin konten dengan kualitas tidak sesuai keinginan. (Contoh) Presiden milik semua kalangan, masak marah kalo ada foto beredar dia lagi salaman sama masyarakat miskin?" papar Arya.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Gilang Dirga Tiba-tiba Unggah Kabar Duka Hingga Banyak Ucapan Belasungkawa dari Rekan Artis, Ada Apa?

"Tapi, kalau positioning-nya: 'Eiger itu brand keren yang enggak semua orang bisa pakai. Produk ini harus terlihat bagus karena kita bikin supaya orang terlihat cakep', maka Eiger enggak perlu minta maaf. Tinggal bilang: 'Sorry, guys. Kita udah bikin keren-keren, masak di-review dengan kualitas video enggak keren. Konsumen kita yang udah keren-keren nanti keberatan'," ucapnya.

Menurut Arya, keputusan Eiger yang kemudian meminta maaf berupa surat dengan membubuhkan tanda tangan Ronny Lukito selaku Chief Executive Officer dan diunggah ke medsos, berarti mereka merasa menjadi milik publik.

Baca Juga: Kenang Sosok Syekh Ali Jaber, Raffi Ahmad Malah Keceplosan Akui Pernah Hadiahkan Tempat Romantis Ini untuk Sang Ulama: Biar Bisa Bulan Madu

"Kalau mereka memosisikan diri yang pertama, sehingga CEO-nya minta maaf, berarti brand purpose, core value, visi misi perusahaan enggak sampai ke setiap divisi. Yang bikin miris, kasus ini diawali oleh divisi Human Capital yang justru (biasanya) bertugas untuk membuat setiap karyawan paham tentang Eiger," kata Arya.

Arya menambahkan, penting bagi perusahaan untuk hadir di publik sebagai personal dan manusiawi di media sosial.