GridPop.ID - Pandemi virus corona atau covid-19 masih menghantui berbagai daerah di Tanah Air.
Jumlah pasiennya pun masih terus bertambah setiap harinya.
Bahkan baru-baru ini, muncul cluster baru yang menyergap sebuah pondok pesantren di Tasikmalaya.
Tak main-main, sebanyak 375 santri dan guru di pondok pesantren tersebut dinyatakan positif terpapar covid-19.
Melansir TribunJabar.id, cluster baru itu terjadi di salah satu pondok pesantren (pontren) di Kelurahan Nagasaari, Kecamatan Cipedes, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Munculnya ratusan kasus baru itu bermula dari adanya tiga santri yang terkonfirmasi positif covid-19.
Demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan, pihak pontren langsung menghentikan segala kegiatan dan menutup kawasannya.
Sebanyak 1.000 santri dan guru yang menghuni pondok pesantren itu pun langsung menjalani swab test.
Namun saat menunggu hasil swab test tersebut, 30 santri justru dilaporkan mengalami gejala kehilangan penciuman.
"Sementara saat ini terdeteksi ada sekitar 30 santri mengalami gejala kehilangan indra penciuman," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, Jumat (12/2/21).
Sampel swab test para santri dan pengajar itu dikirimkan ke laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa.
Mengejutkan, hasil swab test tersebut menunjukkan bahwa 45 persen dari jumlah sampel yang diperiksa Labkesda menunjukkan hasil positif.
Diutarakan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra Hendriana, dari 832 sampel ditemukan 375 orang yang dinyatakan positif covid-19.
"Ada 375 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. 152 santri pria, 171 santriwati, 32 ustaz, dan 20 ustazah," tuturnya seperti dikutip melalui Kompas.com.
Pihaknya sudah melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk memilah santri mana saja yang bisa diisolasi di pesantren dan yang harus diisolasi di tempat isolasi tersentralistik.
"Sekarang dilakukan isolasi tersentralistik di Hotel Crown dan Rumah Sakit Dewi Sartika," tambahnya.
Pembagian pun telah ditentukan untuk santriwati akan difokuskan diisolasi di Hotel Crown dan santri pria di Rumah Sakit Dewi Sartika di Kawalu, Kota Tasikmalaya.
Sementara untuk santri yang dinyatakan negatif covid-19 akan dipulangkan ke rumah masing-masing.
Kasus cluster covid-19 di pondok pesantren di Tasikmalaya rupanya bukan kali pertama ini terjadi.
Sebelumnya, salah satu pondok pesantren di kecamatan Cineam, Tasikmalaya juga sempat melaporkan adanya cluster covid-19.
Dilansir dari TribunJabar.id, ada sebanyak 150 santri yang dinyatakan terkonfirmasi positif covid-19 dalam pontren tersebut.
Sementara itu, melansir Kompas.com, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf mengatakan, kemunculan klaster pesantren sulit untuk diantisipasi.
Pasalnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya tak memiliki wewenang untuk menghentikan kegiatan di lingkungan pesantren.
Yusuf menilai antisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren seharusnya dapat dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag).
"Kita sudah tugaskan Kemenag untuk terus memonitor kegiatan yang bersifat keagamaan, termasuk di dalamnya pesantren," jelas Yusuf kepada wartawan di Bale Kota Tasikmalaya, Senin (15/2/2021).
GridPop.ID (*)