Menurutnya, mutasi virus corona ada banyak, salah satu bentuk yang merugikan yakni N439K.
"Jadi, mutasi itu yang misal di varian banyak yang diutamakan di Eropa juga ditemukan juga mutasi N439K ini," lanjut dia.
Selain itu, Dicky menyampaikan bahwa berdasarkan data terbaru menunjukkan akuisisi mutasi N439K meningkatkan pengikatan hACE2, yang dapat memiliki implikasi in vivo dalam konteks infeksi (reinfeksi) dan penularan.
Karena mutasi N439K ditemukan di Eropa, mutasi ini juga ditemukan pada varian virus corona B.1.258, tepatnya pada protein spike.
Tak hanya itu, masyarakat harus mewaspadai sifat mutasi N439K yang mampu reinfeksi terhadap penyintas Covid-19.
Dicky menyampaikan, mutasi ini sama dengan strain baru, termasuk B117. "Orang yang sudah pernah terinfeksi juga bisa terinfeksi lagi," ujar Dicky.
Bahkan, ia menceritakan, di Brazil ada seorang warga yang menderita Covid-19 dengan dua strain sekaligus.