GridPop.ID - Kasus positif Covid-19 di Indonesia saat ini sedang mengalami lonjakan yang cukup tinggi.
Saking melonjaknya beberapa pihak juga mendesak pemerintah untuk memperketat aturan protokol kesehatan guna mengurangi jumlah kasus covid-19.
Dilansir dari GridHype.ID DKI Jakarta yang menjadi satu dari sekian wilayah Indonesia yang mengalami lonjakan covid-19 kabarnya telah didesak agar pemerintah memperketat PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat).
Di sosial media Twitter, tak sedikit warga yang menceritakan kesaksiannya melihat kasus pandemi yang melonjak ini.
Hampir seluruh rumah sakit di Pulau Jawa mulai kehabisan bangsal isolasi.
Tak sedikit yang akhirnya meninggal dunia sebelum mendapatkan penanganan.
Baru-baru ini, kisah pilu juga disaksikan sendiri oleh Wakapolres Metro Jakarta Selatan, AKBP Antonius Agus Rahmanto.
Dilansir dari Kompas.com dengan Alat Pelindung Dasar (APD), Wakapolres Jakarta Selatan AKBP Antonius Agus Rahmanto menyusuri gang cukup sempit di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Orang nomor dua di Polres Jakarta Selatan itu bukan sedang ingin menangkap penjahat, melainkan akan mengevakuasi seorang warga yang terkonfirmasi Covid-19 dalam kondisi kritis.
Agus mengevakuasi warga bernama Budi (59) pada Kamis (24/6/2021) kemarin. Ia memutuskan untuk segera mengevakuasi Budi ke rumah sakit lantaran penanganan yang lambat.
"Saya ini enggak kenal Pak Budi. Pak Budi ini salah satu warga di kampung di Jagakarsa. Di situ hampir separuhnya itu (terpapar Covid-19)," ujar Agus sambil duduk di pelataran depan Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu.
Agus saat itu bersama tiga orang lainnya untuk mengevakuasi Budi. Dua orang menggunakan APD, satu orang tak menggunakan APD.
Tindakan evakuasi tersebut dilakukan lantaran mobil ambulans yang tak kunjung tiba. Padahal, Budi harus segera mendapatkan penanganan.
Saat dievakuasi, Budi yang masih menggunakan sarung terlihat sudah lemas. Budi dievakuasi dengan cara digotong.
"Pak Budi ini satu jam yang lalu masih dapat bernapas, harusnya bisa tertolong. Kebetulan saya yang bawa langsung. Ada ambulans, tapi masih tanya lagi mau dibawa ke mana, enggak jalan-jalan juga," kata Agus.
Di ujung jalan, sebuah mobil Kijang kotak sudah terparkir. Mobil itu adalah milik seorang warga setempat.
"Saya bawa pakai mobil milik warga yang peduli. Ini kami bukan medis, kami hanya hati nurani. Ini tanggung jawab kita semua," kata Agus.
Sesuai prosedur, Agus disemprot cairan disinfektan. Setelah melepas APD, Agus kembali berkoordinasi untuk segera membawa Budi ke RSUD Pasar Minggu.
Budi lalu dibawa ke dalam RSUD Pasar Minggu. Namun, takdir berkata lain. Agus tak kuasa menahan tangis begitu mendengar nyawa Budi tak tertolong.
Air matanya berlinang. Ia menyesal tak bisa menyelamatkan nyawa Budi. Penyesalan Agus berujung maaf dan evaluasi penanganan Covid-19.
Di sebelah Agus, ada Kapolsek Jagakarsa Kompol Endang Sukmawijaya. Agus terlihat menyeka air matanya. "Mestinya bisa tertolong, coba kalau penanganannya benar itu," kata Agus.
Agus pun merasa bersalah terhadap keluarga pasien Covid-19 karena telah berjanji membawa pulang Budi dalam keadaan selamat.
"Harusnya Pak Budi bisa kembali ke keluarganya. Untuk Bu Budi, Saya minta maaf Bu, saya tadi janji mau bawa bapak sampai selamat. Mohon maaf Bu, ibu jaga kesehatan," ujar dia.
Ia pun merasa prihatin dengan ketidakpedulian warga dan penanganan yang telat dari tenaga medis.
"Ini beban kita semua, ini tanggung jawab kita semua. Nggak usah lihat dari suku mana, agama apa, harus saling tolong menolong," tutur Agus.
GridPop.ID (*)