Find Us On Social Media :

WHO Umumkan Virus Corona Varian Delta Akan Merajalela Beberapa Bulan Mendatang di Banyak Negara, Salah Satunya di Indonesia?

By Lina Sofia, Kamis, 22 Juli 2021 | 15:42 WIB

Ilustrasi virus corona varian delta.

GridPop.ID - Covid-19 varian Delta bakal mendominasi dalam beberapa bulan mendatang.

Hal itu usai di prediksi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa varian Delta akan menyumbang lebih banyak.

Delta, yang ditemukan di India, saat ini sudah ditemukan di 124 teritori, lebih banyak 13 wilayah dibanding pekan lalu.

Dalam pembaruan epidemiologi mingguan, WHO menerangkan varian itu menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen di banyak negara besar.

"Varian ini bersaing secara cepat dengan varian lain, dan diprediksi akan mendominasi dalam beberapa bulan ke depan," ulas WHO dikutip AFP Rabu (21/7/2021).

Baca Juga: Vaksinasi Bakal Kian Getol Dilakukan Usai Covid-19 Varian Delta Ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, Ini Kata Menkes

Badan kesehatan di bawah PBB tersebut juga memberikan perkembangan mengenai tiga varian Covid-19 lainnya yang disebut variant of concern (VOC).

Varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Inggris sudah mewabah di 180 teritori (naik enam wilayah dari pekan lalu).

Kemudian varian Beta yang pertama kali terjadi di Afrika Selatan menyerang 130 teritori (naik tujuh wilayah).

Sementara varian Gamma yang muncul di Brasil saat ini sudah mewabah di 78 teritori (naik tiga wilayah).

Menurut urutan SARS-Cov-2 yang diajukan ke inisiatif sains global GISAID hingga 20 Juli, prevalensi Delta melebihi 75 persen di beberapa negara.

Baca Juga: Awalnya Punya Efikasi Tinggi untuk Lawan Varian Delta, Kini Vaksin Ini Justru Punya Efektivitas Lebih Rendah Dibanding Sinovac

Prevalensi Delta meningkat di Australia, Bangladesh, Botswana, Britain, China, Denmark, India, Indonesia, Israel, Portugal, Rusia, Singapura, dan Afrika Selatan.

"Bukti yang berkembang mendukung dugaan peningkatan transmisibilitas Delta dibanding varian non-VOC. Tetapi bagaimana mekanismenya masih belum jelas," ujar WHO.

Kasus naik 12 persen Organisasi yang berbasis di Jenewa tersebut berujar, terdapat 3,4 juta kasus virus corona sepekan hingga periode 18.

Naik 12 persen dari pekan sebelumnya. "Pada tingkat ini, diprediksi jumlah kumulatif kasus yang dilaporkan secara global bisa mencapai 200 juta dalam tiga pekan ke depan," papar WHO.

Kasusnya disebut meningkat 30 persen di Region Pasifik Barat, dan 21 persen di kawasan Eropa.

Kasus terbesar mingguan terjadi di Indonesia ((350,273 kasus baru, naik 44 persen), Inggris (296,447 kasus, naik 41 persen), dan Brasil ((287,610 kasus, turun 14 persen).

Baca Juga: Jangan Gegabah, Segera Lakukan Hal Berikut Jika Tubuh Terinfeksi Covid-19 Varian Delta!

WHO mencatat kenaikan kasus tersebut dipicu empat faktor, seperti varian yang lebih menular.

Seperti di Amerika Serikat, Melansir Tribunnews angka penularan Covid-19 kembali meningkat dan mencekam. 

Penyebabnya karena Covid-19 varian Delta yang kini menghantui negara tersebut. 

Angka kematian di Amerika sebelumnya telah sempat menurun.

Namun kini naik lagi 25% pada minggu lalu menjadi rata-rata 250 per hari.

Tak hanya Amerika Serikat, Negara-negara Eropa juga kembali siaga dengan serbuan Covid Varian Deltaini.

Baca Juga: Dunia Ketar-ketir Hadapi Gelombang Covid-19 Varian Delta, 8 Negara Ini Justru Mulai Longgarkan Protokol Kesehatan dengan Bebas Masker

Meski begitu, dalam sepekan terakhir WHO mencatat korban meninggal karena Covid-19 mencapai 57.000 orang di seluruh dunia.

Jumlah itu hampir sama dengan pekan lalu, dan mengalami penurunan stabil selama dua bulan terakhir.GridPop.ID (*)