Peter Wimberger bersama Ahli biologi gletser dari Washington State University, Scott Hotaling pun telah mempelajari cacing es selama beberapa tahun.
"Ada lebih banyak misteri daripada yang dipecahkan terkait cacing es ini," kata Hotaling.
Sesuai namanya, cacing es hidup di lingkungan yang dingin, sering kali pada gletser, bersembunyi di salju dan es.
Hotaling kemudian melemparkan lelucon bahwa jika seseorang harus memilih maskot untuk gletser, tidak ada kandidat yang lebih baik daripada cacing es.
Tidak seperti manusia yang kehilangan energi saat berada di lingkungan yang dingin, cacing es berkembang dalam cuaca dingin dan tingkat energi mereka justru naik saat terkena suhu rendah.
Mereka hidup secara nyaman pada suhu 32 derajat Fahrenheit atau 0 derajat Celcius.
Namun jika suhunya turun sedikit di bawah itu, mereka akan mati.
Cacing es hidup dengan memakan ganggang salju dan bakteri, namun menurut Scott Hotaling, mereka tidak membutuhkan banyak makanan.
"Saya telah menyimpannya di lemari es saya di rumah untuk eksperimen fisiologi selama satu tahun atau lebih, tanpa menambahkan apapun ke sistem mereka, dan mereka baik-baik saja," jelas Hotaling.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, kisah cacing es hingga kini diselimuti misteri.