GridPop.ID - Belum lama ini media sosial dihebohkan dengan keluhan masyarakat terkati program vaksinasi.
Banyak masyarakat yang mengeluhkan tentang kosongnya stok vaksin di daerah masing-masing.
Karena kondisi stok vaksin yang kosong di tiap-tiap daerah, akhirnya banyak orang yang belum bisa mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua.
Padahal ada efek samping jika seseorang terlambat mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua.
Diberitakan GridPop.ID sebelumnya diungkapkan Juru Bicara Vaksinasi Penanganan Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi membeberkan efek vaksin jika terlambat mendapatkan dosis kedua vaksin covid-19.
Ia menyebutkan yang terjadi ketika seseorang mendahului atau terlambat dari jadwal vaksinasi yang telah ditentukan akan menyebabkan respons vaksin menjadi tidak optimal.
"Titer antibodi yang terbentuk jadi tidak optimal. Akibatnya perlindungannya tidak sampai 95 persen," jelas Siti.
Terkait kondisi stok vaksin di daerah habis, menteri luar negeri Retno Marsudi pun buka suara.
Diberitakan Kompas.com disebutkan pada Minggu (1/8/2021) kemarin Indonesia kembali kedatangan vaksin Covid-19.
Vaksin yang datang adalah vaksin Moderna pemberian dari Pemerintah Amerika Serikat melalui Covax Facility sebanyak 3,5 juta dosis.
Sementara itu, 620.000 dosis vaksin AstraZeneca yang merupakan hasil kerja sama bilateral Indonesia dan Inggris akan tiba pada Senin (2/8/2021).
"Dalam catatan Kementerian Luar Negeri, Indonesia telah menerima, di titik ketibaan, sejumlah 178.357.880 dosis vaksin. Yang terdiri dari vaksin curah atau bulk sebesar 144.700.280 dan vaksin jadi sebesar 33.657.600 dosis," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers virtual, Minggu (1/8/2021).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebagian besar vaksin yang dikirim ke Indonesia adalah vaksin dalam bentuk bahan baku atau bulk.
Baca Juga: Terlambat Lakukan Vaksinasi Dosis Kedua? Ini yang Akan Terjadi Pada Tubuh
Sebelum menjadi vaksin dengan kualitas layak, seluruh bahan baku atau bulk tersebut harus melalui tahap filled an finished di fasilitas bio farma sebelum didistribusikan.
"Beberapa kendala yang terjadi adalah vaksin yang diterima harus diproses menjadi vaksin jadi dan diperiksa quality control," ujar Nadia kepada Kompas.com, Minggu (1/8/2021).
Proses dosis bulk menjadi vaksin jadi membutuhkan waktu yang tidak singkat.
"Butuh waktu dua sampai tiga minggu. Jadi tidak bisa langsung digunakan," kata Nadia.
GridPop.ID (*)