GridPop.ID - Semakin kesini, makin banyak kasus hamil duluan sebelum menikah.Hal ini karena semakin maraknya seks di luar nikah yang mengakibatkan hamil duluan.Jika sudah terlanjur hamil duluan, pria biasanya dituntut untuk bertanggung jawab untuk menikahi si wanita.Namun, hal berbeda justru dilakukan pria ini.Pasalnya dia memutuskan untuk membatalkan pernikahan meski tahu calon istrinya hamil duluan.Bukannya dihujat, pria ini justru banjir dukungan.Usut punya usut ada fakta mencengangkan di baliknya.
Dilansir oleh sosok.id melalui laman Tribun Style, kisah pria dan calon istri yang hamil duluan itu pernah membuat geger dan viral di tahun 2019 silam.Kala itu, kisah viral yang diunggah lewat Insta Story akun @ehalhaq ramai diperbincangkan.Awalnya, sang empunya akun membuat postingan soal RKUHP tentang seks di luar nikah.Postingan itu rupanya menarik perhatian seorang temannya.Teman tersebut lantas curhat soal pernikahannya yang batal diselenggarakan."Hahaha kalo cowok yang jadi korban gimane Haq?"Btw hari minggu nikahan aku batal Haq ye ndak usah datang," tulis pesan dari pria itu.Usut punya usut, calon istri pria itu telah hamil duluan.Tapi janin yang dikandungnya bukan darah daging pria tersebut.
Melainkan darah daging pria lain.Sebab pria itu mengaku selama ini tak pernah bertindak macam-macam dengan sang calon istri."Hamil sama orang Haq. Wallahi buka baju dia sedikitpun tidak ada, paling ciuman saja biasa lah orang pacaran," akunya."Ngopi yok stres aku nah," imbuhnya.
Rupanya, pria itu dan sang calon istri telah bertunangan selama 4 bulan.Keduanya berencana menikah pada 22 September 2019.
Tapi setelah undangan disebar, pernikahan tersebut dibatalkan lantaran si calon pengantin wanita diketahui telah hamil duluan dengan pria lain.Hati pria tersebut semakin hancur usai mendengar pengakuan sang tunangan soal ayah kandung janin yang ada di perutnya.Sang tunangan mengaku tak tahu sebab ia selama ini berhubungan dengan tiga pria sekaligus.Mendengar hal itu, pihak keluarga si calon mempelai pria sepakat membatalkan pernikahan lima hari sebelum hari H.Melihat kisah pilu tersebut, netizen ramai-ramai memberi dukungan kepada pria itu.
"Legowo bang, gue bacanya speechless sendiri...," kata seorang netizen."Gapapa uang hilang buat nyetak undangan dll, uang bisa dicari lagi bang, rejeki gak akan ketuker.." tulis lainnya berusaha menghibur."Mungkin Tuhan punya cara yang asyik buat nemuin jodohnya Abang nanti.. Maaf cuma bisa reply dari Twitter," komentar lainnya yang bersimpati."Emang takdir sebercanda itu kadang ceweknya yang serius cowoknya yang b*****t," kata seseorang ikut emosi."ini cowonya serius tapi cewenya b*****t, kenapa yang b*****t ga sama yang b*****t aja gituloo" curhat netizen lain.Sebagai tambahan, menurut psikolog, kurangnya pengawasan orangtua, pergaulan bebas, dan juga rasa ingin tahu remaja yang sangat besar tentang seks membuat remaja sering kali terjebak dalam kasus seks pra-nikah.
"Apa pun alasannya, seks sebelum menikah itu tetap salah. Namun, orangtua sebaiknya tidak langsung menyalahkan dan menuding si anak. Apalagi jika ternyata si anak menjadi korban perkosaan," jelas psikolog Anna Surti Ariani saat dihubungi Kompas.com pada (5/9/13)Ketika mengetahui bahwa si anak sudah tak perawan dan hamil di luar nikah (dengan berbagai alasan), psikolog yang disapa Nina ini menyarankan agar para orangtua sebaiknya menenangkan diri terlebih dulu. Dalam kasus ini, orangtua juga harus tahu bahwa bukan hanya mereka yang shock, tapi juga si anak. "Butuh keberanian ekstra dalam diri anak untuk mengakui hal ini kepada orangtuanya. Makanya saat anak sudah berani mengaku dan langsung dimarahi habis-habisan, ia akan jadi depresi. Orangtua harus tetap menjaga kondisi psikologis anaknya," tambahnya.Nina menambahkan bahwa salah satu jalan keluar yang ditawarkan orangtua untuk menghadapi masalah ini adalah dengan menikahkan dengan pria yang menghamili si anak. Hanya saja, benarkah ini jalan terbaik dan satu-satunya? Sebenarnya, menikahkan kedua remaja ini bukan solusi satu-satunya untuk menghindarkan aib. Jika pernikahan ini terjadi atas keinginan anak untuk mempertanggungjawabkan perbuatan dan atas kesadarannya sendiri, mungkin saja tidak jadi masalah. Sayangnya, sebagian besar pernikahan ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak keluarga. Padahal, pernikahan terpaksa ini bisa membuat anak jauh lebih depresi lagi. Nina mengungkapkan bahwa orangtua harusnya lebih sadar akan dampak pernikahan paksa ini. Sebagai orangtua, Anda juga harus memikirkan kebahagiaan kehidupan pernikahan anak nantinya.
Baca Juga: Hari Kemerdekaan 17 Agustus Sudah di Depan Mata, Berikut Pedoman Peringatan HUT RI ke-76 di Tengah Pandemi Covid-19GridPop.ID (*)