Faris menuturkan, kecurigaannya muncul setelah, petugas kurir dari mitra jasa ekspedisi AWI Express memintanya untuk melakukan pengecekan ulang terhadap isi dari paket tersebut sebelum dibawa ke Jakarta untuk di terbangkan ke Inggris.
Terlebih, sebelumnya Faris pernah mengalami peristiwa serupa dengan kamuflase pengiriman paket berisi lukisan ke Taiwan bulan lalu.
Ia pun, selanjutnya mengikuti saran tersebut dan membongkar kembali paket.
"Saat paket di sini akan dibawa oleh kurir DHL yang merupakan mitra kami, dia menelepon saya dan menayangkan isi dari paket itu, juga upaya pengecekan ulang yang dilakukan saya terhadap isi di dalamnya, karena khawatir peristiwa dugaan penyelundupan ular seperti yang terjadi bulan lalu, kembali menimpa saya."
"Setelah saya buka dusnya, mulai tercium bau busuk, lalu saya bongkar piala pertama, ketemu satu anak ular tapi kondisinya sudah mati, diduga kehabisan oksigen karena dibekap dalam paket tanpa sirkulasi udara," ucapnya
Melihat hal tersebut, Faris pun penasaran dengan piala kedua, setelah di bongkar ternyata berisi ular lain dengan jenis berbeda, bahkan salah satunya tiba-tiba langsung mengadahkan kepalanya dan bersiap mematuk.
Karena kaget dengan kondisi itu, Ia pun segera memasukan kembali piala ke dalam dus dan merekatkan kembali dengan lakban.
"Setelah tahu isi paket adalah ular, saya langsung menghubungi BKSDA Jabar, tapi karena tidak adanya peralatan untuk rescue, saya diarahkan untuk menghubungi Diskar PB Kota Bandung.