GridPop.ID - Pemerintah gencar mencanangkan program vaksin Covid-19 sebagai upaya menghentikan penyebaran virus corona.
Tak sedikit yang mengeluhkan efek yang diakibatkan setelah melakukan vaksin Covid-19.
Dilansir dari Tribunnews.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun turut merasakan efek samping vaksin Covid-19 yang antara lain meriang dan tak enak badan.
“Untuk bapak ibu semua yang baru saja divaksin, kalau menemukan gejala sesudah vaksin itu jangan khawatir," kata Anies Baswedan saat meninjau pelaksanaan vaksinasi di Wisma Garuda 2, Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (14/8/2021).
"Saya juga waktu itu vaksinnya sama AstraZeneca, sesudah itu dua hari suka meriang,” katanya lagi.
“Tapi kalau meriang itu normal, artinya badan lagi latihan menghadapi virus, supaya kalau kena virus kita sudah tahu apa yang harus dikerjakan,” ujar Anies Baswedan.
Sementara dilansir dari Kompas.com, analisis data CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) yang telah dikumpulkan selama bulan pertama peluncuran vaksinasi Covid-19 menunjukkan bahwa sebagian besar reaksi terhadap suntikan vaksin Covid-19 tak serius.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa wanita melaporkan lebih banyak efek samping vaksin ketimbang pria.
Spesialis kedokteran keluarga Betsy Koickel, MD menerangkan bahwa hal tersebut dikarenakan tubuh wanita secara hormonal dan genetik berbeda dari tubuh pria.
"Kita tahu bahwa pria dan wanita merespons secara berbeda terhadap berbagai intervensi medis, mereka secara konsisten bereaksi berbeda terhadap sebagian besar vaksin,” kata Koickel.
Menilik vaksinasi yang pernah dilakukan saat pandemi flu babi 2009, wanita empat kali lebih mungkin melaporkan reaksi alergi dibanding pria usai melakukan vaksinasi.
Perbedaan efek samping vaksin menurut para ahli dapat dikaitkan dengan hormon, genetika, dan berbagai faktor lain.
Di bawah ini lima alasan mengapa wanita lebih banyak melaporkan efek samping vaksin Covid-19 daripada pria:
1. Wanita lebih berinisiatif melaporkan efek samping daripada pria
CDC menggunakan data hasil laporan masyarakat secara mandiri, dimana kondisi ini memungkinkan wanita cenderung lebih melaporkan efek samping yang dirasakan daripada pria, bahkan jika gejala yang dialami sama sekalipun.
2. Hormon dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh
Hormon estrogen wanita akan meningkat dan mempengaruhi reaksi sistem kekebalan tubuh sementara hormon testosteron yang dimiliki pria cenderung tak memberikan reaksi terhadap kekebalan tubuh, menurut Dr. Koickel.
"Contohnya adalah wanita lebih sering didiagnosis dengan penyakit autoimun seperti lupus dan multiple sclerosis," kata Daniel Kuritzkes, MD, Kepala Penyakit Menular di Brigham and Women's Hospital dan seorang Profesor di Harvard Medical School di Boston.
Meski begitu, biasanya pria bisa mengalami penyakit yang lebih parah dan kematian akibat Covid-19 lebih banyak dialami pria.
3. Wanita mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih sehat
Tak menutup kemungkinan bahwa sistem kekebalan tubuh wanita yang membuat mereka lebih sehat, dapat mengarah pada lebih banyaknya efek samping Covid-19.
"Efek samping itu lebih sering terjadi pada orang yang lebih muda, yang memiliki sistem kekebalan yang lebih sehat" kata Dr. Kuritzkes.
Namun, Dr. Koickel mengingatkan, bahwa kita tidak dapat menarik korelasi langsung antara efek samping dan sistem kekebalan yang bekerja.
Kesimpulan sementara yang dapat dibuat adalah kemungkinan tanda dari respons imun yang kuat muncul efek samping vaksin Covid-19. Namun, hal ini perlu adanya penelitian lebih lanjut.
4. Wanita dan pria secara genetik berbeda
Genetik yang dimiliki pria dan wanita berbeda, sama halnya dengan hormon yang dimiliki.
“Gen kekebalan ditemukan lebih banyak pada kromosom X, atau perempuan” Dr. Koicke.
Sementara Dr. Kuritzkes mengakui, bahwa beberapa kecenderungan genetik mungkin ada, namun masih memerlukan studi lebih lanjut.
5. Dosis vaksin mungkin terlalu kuat.
Perkiraan Dr. Koickel yakni mungkin saja dosis vaksin Covid-19 yang sama bagi pria dan wanita terlalu kuat untuk wanita dan itu menjadi alasan mengapa wanita lebih banyak mengalami efek samping vaksin Covid-19.
Hal senada juga dinyatakan oleh Dr. Kuritzkes, bahwa studi awal menunjukkan bahwa dosis vaksin yang lebih tinggi dapat menyebabkan gejala yang ditimbulkan lebih banyak.
Hingga saat ini memang tidak ada uji coba vaksin terpisah yang dilakukan pada pria dan wanita, sehingga untuk saat ini dosis yang diberikan tetap sama antara keduanya.
Meski vaksin Covid-19 menyebabkan efek samping lebih banyak terjadi pada wanita, para ahli menekankan, efek samping vaksin Covid-19 yang muncul umumnya tidak berbahaya.
Bagaimanapun, efek terinfeksi Covid-19 jauh lebih berbahaya ketimbang efek vaksin Covid-19. Sehingga, jangan takut untuk divaksin Covid-19.
GridPop.ID (*)