GridPop.ID - Tepat pada hari ini, Selasa, 17 Agustus 2021, Republik Indonesia merayakan hari kemerdekaan yang ke-76 tahun.
Sayangnya tahun ini kita masih harus merayakan Hari Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia dalam kondisi berkabung akibat pandemi covid-19.
Kendati demikian, semangat perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi membela negara tetap terasa kuat di HUT RI ke 76 ini.
Upacara peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dalam rangka HUT ke-76 RI pun digelar di Halaman Istana Merdeka, Selasa (17/8/2021).
Sama dengan tahun lalu, upacara pada tahun ini dilakukan secara terbatas dan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Melansir Kompas.com, pada upacara kali ini, Jokowi yang bertindak sebagai inspektur upacara mengenakan pakaian adat Lampung.
Ia tampak begitu gagah mengenakan setelan berwarna putih dipadukan sarung dan kain songket berwarna merah emas.
Dalam Suasana kemerdekaan ini turut mengingatkan kita betapa berharganya sejarah perjuangan bangsa kita untuk bisa merdeka.
Namun diantara banyaknya sejarah perjuangan bangsa, pernahkan Anda mendengar bagaimana Indonesia bisa mendapatkan namanya?
Mungkin sulit untuk dijelaskan, sebab nama suatu negara bukanlah hal sederhana yang bisa diperoleh dalam waktu singkat.
Melansir Intisari Online, sebelum Bumi Pertiwi mendapat nama Indonesia, banyak negara di dunia memanggil Indonesia dengan sebutan berbeda-beda.
Orang-orang Cina misalnya, mereka menyebut Indonesia dengan sebutan Nan-hai, yang berarti kepulauan Laut Selatan.
Lalu, orang-orang dari India menyebutnya Dwipantara, sementara orang-orang Arab menyebutnya Jaza'ir al-Jawi atau kepulauan Jawa.
Nama-nama tersebut merujuk pada suatu wilayah dengan kepulauan yang terbentang jauh nan luas.
Lain pula dengan Eropa, mereka punya cara pandang sendiri dalam menyebut Indonesia.
Sebagai sebuah tanah yang eksotis dan membentuk satu etinitas, mereka menyebutnya 'Hindia', atau terkadang disebut dengan 'Hindia Timur'.
Seiring perkembangan zaman, studi tentang budaya dan etnis pribumi di tanah tersebut, telah memunculkan persepsi baru.
Pencarian nama negara, dari sebuah kepulauan yang terbentang luas adalah upaya ilmiah yang mulai digagas.
Setelah bolak-balik memberi nama berbeda, George Samuel Windsor Earl, seorang etnolog Inggris, yang pertama kali menciptakan istilah 'Indunesia' ia memperkenalkannya ke dalam wacana ilmiah pada tahun 1850.
'Indus' berasal dari 'Hindia' sementara 'nesia' adalah bahasa Yunani untuk 'pulau' (nesos).
Kemudian, James Richardson Logan, seorang sarjana Skotlandia, menggantikan 'u' di 'Indunesia' dengan 'o', dan jadilah nama 'Indonesia'.
Sejak saat itu nama Indonesia mulai akrab dikenal banyak orang, meskipun pada saat itu, Indonesia masih terbagi dalam beberapa kerajaan dan etnis yang berbeda.
Meskipun waktu itu nama Indonesia telah lama berkembang, Belanda menolak nama tersebut, selama era kolonial, mereka bersikeras menyebutnya 'Hindia Belanda.'
Namun, selama gerakan kemerdekaan pada awal 1920-an, nama Indonesia mulai digaungkan kembali oleh orang-orang pribumi.
Para cendikiawan Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi, mengusulkan untuk merangkul nama 'Indonesia' untuk menggantikan label yang diberikan Belanda pada tanah air mereka.
Hal itu semata-mata untuk menyatukan ratusan kelompok etnis pribumi, dengan sistem dan otoritas sosial mereka sendiri.
Satu nama untuk mendefinisikan identitas dari seluruh wilayah dan lokalitas yang berbeda.
Hingga akhirnya para pemuda dari berbagai pulau dan kota mulai mendeklarasikan diri mereka sebagai pejuang kemerdekaan 'Indonesia'.
Mereka tergabung dalam wilayah konseptual dengan membawa satu kesamaan nasib, yaitu sama-sama tertindas oleh bangsa Belanda.
Hingga akhirnya setelah berhasil memperoleh kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Semua wilayah ini mulai terlepas dari perbedaan budaya dan etnis mereka, orang-orang pribumi mulai bersatu dalam etinitas dan mengakui diri mereka sebagai Bangsa Indonesia.
GridPop.ID (*)