Find Us On Social Media :

Bikin Geger hingga Telan Biaya Pembangunan Rp 7 Triliun, Inilah Sosok Pemilik Autograph Tower, Gedung Pencakar Langit Tertinggi di Indonesia

By Lina Sofia, Jumat, 20 Agustus 2021 | 06:02 WIB

Autograph Tower di Kompleks Thamrin Nine, Jakarta Pusat.

GridPop.ID - Kini Autograph Tower yang menjadi bagian dari kompleks pengembangan mixed use Thamrin Nine, akan jadi pencakar langit tertinggi di Indonesia.

Pasalnya, gedung ini dirancang dengan ketinggian 382,9 meter.

Diketahui, gedung tersebut menyangkut beragam fungsi, mulai dari apartemen, apartemen servis, area ritel komersial, hotel, hingga perkantoran.

Saat ini masih dalam tahap penyelesaian, secara struktural dan arsitektural telah menembus 382,9 meter, maka Autograph Tower dianggap sebagai pencakar langit tertinggi di Indonesia saat ini.

Dilansir dari Kompas.com, Autograph Tower masuk kategori supertall atau lebih dari 300 meter, mengalahkan pemegang rekor gedung tertinggi eksisting yang sudah beroperasi, yakni Gama Tower milik Gama Land.

Lokasi Thamrin Nine sangat strategis dan dikelilingi pusat transportasi publik, seperti halte Transjakarta, yang terkoneksi langsung ke MRT, dan Commuter Line sehingga memberikan kemudahan akses menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Berada di jantung kota Jakarta dan memiliki sejumlah fasilitas lengkap, membuat pembangunan mixed use Thamrin Nine ini menelan investasi senilai Rp 7 triliun.

Sebelum konstruksi mencapai struktur atas, angka investasi yang disebutkan sebesar Rp 6 triliun.

Thamrin Nine dimiliki dan dikembangkan PT Putra Gaya Wahana (PGW), sebuah perusahaan yang bergerak di sektor properti alias pengembang properti.

Baca Juga: Tak Sudi Serahkan Lahan Tuk Dijadikan Apartemen, Petani Ini Justru Santai Punya Perkebunan di Tengah Keramaian Kota, Begini Reaksi Warga

PGW didirikan pada tahun 1993, dan dikenal karena Gedung UOB-nya, yang merupakan salah satu gedung jangkung paling khas menghiasi cakrawala koridor Thamrin.

Sukses dengan gedung ini, PGW pun mengubah wajah Jakarta dengan mengembangkan Thamrin Nine.

Kawasan ini menawarkan banyak pilihan bagi warga Jakarta, mulai dari tempat tinggal, gedung olahraga, pusat ritel dan hiburan, hingga hotel berbintang 4 dan 6.

Namun, jauh sebelum menorehkan rekam jejak di sektor properti, ternyata PGW memiliki bisnis inti berupa industri tekstil.

Sayangnya, industri tekstil mengalami titik balik dan mengalami perlambatan sejak kurun 2009 hingga kemudian jatuh.

Kejatuhan industri tekstil ditandai bangkrutnya ratusan perusahaan tekstil di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Pada 2019, tercatat 188 perusahaan gulung tikar. PGW pun banting setir ke industri properti yang lebih menjanjikan peluang dan keuntungan lebih besar ketimbang tekstil.

Sosok penting di balik transformasi PGW adalah Alvin Gozali. Dalam perbincangan dengan Kompas.com, saat peresmian groundbreaking Thamrin Nine, dia mengatakan, sektor properti dipilih karena sangat menjanjikan.

Baca Juga: Saingi Raffi Ahmad Sang Sultan Andara, Ivan Gunawan Juga Jor-joran Sewa Satu Bisokop Ajak Seluruh Karyawannya Nonton Film Horor: Ini Dapat Studionya yang Gede

"Tekstil sudah redup (sunset), sementara properti tengah tumbuh dengan prospek yang sangat menjanjikan (sunrise).

Terlebih untuk properti kelas atas. Pemainnya sedikit, pasokan terbatas, tetapi permintaan tinggi," ungkap Alvin.

Dia melanjutkan, Jakarta adalah pasar paling potensial dibanding sejumlah negara Asia Tenggara.

Selain karena demografi populasinya terbesar, juga daya beli tinggi yang tidak diimbangi pasokan memadai, khususnya untuk kelas mewah.

Pada 2014, PGW mulai agresif merealisasikan orientasi bisnisnya dengan mengembangkan Thamrin Nine.  Megaproyek Thamrin Nine ini menempati area seluas 5,2 hektar.

Di dalamnya terdapat properti eksisting yang telah beroperasi, yakni UOB Plaza dengan berbagai fasilitas pelengkap, seperti ANZ Square Podium, Thamrin Nine Ballroom, dan EXIM Melati.

Mereka juga memiliki portofolio Gedung Cokro 88 dan Gedung Sungai Gerong.

Selain menggarap Thamrin Nine, PGW juga merancang pengembangan properti komersial di BSD City, Cibinong, Lebak Bulus, MT Haryono, dan Uluwatu, Bali.

Di Cibinong, mereka telah menyiapkan lahan seluas 20 hektar yang sudah diakuisisi sejak 2012.

Di ibu kota Kabupaten Bogor itu, PGW akan membangun apartemen, perkantoran, hotel, ruko, dan pusat belanja.

Sementara di Uluwatu, lahan seluas 4 hektar akan mereka manfaatkan sebagai kawasan resor terpadu lengkap dengan apartemen dan hotel.

Baca Juga: Miliki Rumah Mewah Bak Gedung Putih dengan Fasilitas Lengkap, Hunian Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu Sukses Bikin Pemiliknya Bokek, Kenapa?

Sedangkan di BSD City telah dibangun hotel bintang 4 dan pusat perbelanjaan.

Dilansir dari Tribunnews.com, President Director PT Putragaya Wahana Alvin Gozali menjelaskan, pengembangan terbaru Thamrin Nine ini meliputi enam gedung pencakar langit, yakni Autograph Tower, dengan ketinggian 385 meter. 

“Autograph Tower merupakan gedung tertinggi di Indonesia dan belahan bumi bagian selatan ini akan dilengkapi dengan perkantoran serta Menara Observasi dan Sky Garden yang dapat diakses publik, Hotel Bintang 6, dan Waldorf Astoria Hotel,” kaya Alvin saat press conference virtual, Rabu (23/12/2020).

Kedua, lanjut Alvin Gozali, Luminary Tower, gedung pencakar langit dengan ketinggian 300 meter ini terdiri dari perkantoran yang dilengkapi dengan Pan Pacific Hotel (Bintang-5), Park Royal Hotel (Bintang-4), dan Park Royal Serviced Suites. 

Ketiga, Retail Arcade (podium penghubung antara kedua tower), lifestyle center yang dilengkapi berbagai fasilitas hiburan dan gaya hidup, seperti Amphitheater, Bioskop IMAX, restoran, bowling, billiard, dan lain-lain. 

Selanjutnya, Le Parc: The Mansion, The Townhomes, dan The Terraces Tower Yang mencakup hunian mewah dengan konsep Garden of Eden yang memiliki fasilitas unik yaitu sebuah Taman Tengah bergaya Eropa asri nan cantic. 

 

Baca Juga: Bak Pajangan di Depan Gedung, Jasad Pria Ini Tak Dimasukkan dalam Peti namun Dibiarkan dalam Posisi Duduk dan Diletakkan di Pintu Masuk Gereja

GridPop.ID (*)