Pada tahun 2017 subsidi listrik sebesar Rp 45,74 triliun. Nilai ini meningkat menjadi Rp 48,1 triliun di 2018 dan Rp 52,66 triliun di 2019 kemudian mencapai Rp 61,1 triliun di tahun lalu.
Sementara itu, dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati subsidi elpiji 3 kilogram dan listrik berbasis orang sedikit banyak memengaruhi inflasi pada tahun 2022.
Bendahara negara ini menyebutkan, inflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah (administered price) berpotensi melonjak akibat peralihan skema subsidi berbasis komoditas menjadi subsidi berbasis orang.
"(Rendahnya inflasi tahun 2022 seperti tahun ini) tidak taken for granted, banyak faktor yang harus kita waspadai. Ada (potensi kenaikan) administered price karena banyak policy di bidang subsidi, di mana DPR dan pemerintah setuju untuk mulai menjadi lebih targeted. Ini pasti ada pengaruhnya," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI, dikutip dari Kompas, Senin (30/8/2021).
Wanita yang akrab disapa Ani ini mengungkapkan, inflasi tahun depan bisa saja tidak serendah tingkat inflasi pada tahun 2021.
Selain soal subsidi, tingkat inflasi tahun 2022 dipengaruhi oleh normalisasi kebijakan The Fed (tapering off) dan disrupsi suplai karena pandemi Covid-19.
Dalam RAPBN tahun 2022, inflasi tahun depan diproyeksi 2,9 persen dengan range 2,5 persen - 3,3 persen. Target itu lebih rendah dari proyeksi inflasi tahun 2021 yang hanya 1,5 persen.