Usut punya usut ada sejarahnya.
Dilansir dari Sripoku.com, kebiasaan penjual nasi Padang memberikan porsi nasi lebih banyak berawal sejak Zaman Belanda.
Pada masa itu, restoran Padang dipercaya sebagai restoran kaum elite seperti saudagar Indonesia atau orang Belanda.
Oleh karenanya, rakyat jelata enggan masak nasi Padang di tempat.
Padahal konon katanya nasi Padang di jaman itu termasuk makanan yang punya harga murah.
Mengetahui hal itu, pemilik restoran Padang pun berinisiatif memberi porsi nasi lebih kepada rakyat jelata yang membungkus.
Tujuannya agar cukup dimakan sampai dua orang mengingat jaman dulu orang pribumi sangat miskin.
Jadi porsi nasi yang dibungkus ini menunjukkan kebaikan hati pemilik restoran Padang pada zaman dulu.