GridPop.ID - Siapa sangka jika ada sisi lain dari Planet Saturnus yang ternyata mencekam.
Seperti diketahui Planet Saturnus merupakan planet keenam dalam Tata Surya.
Dilansir dari Kompas.com, Planet Saturnus pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei pada 1610.
Sang penemu awalnya mengira bahwa cincin yang melingkarinya adalah bulan, namun ia sadar ternyata dugaannya salah karena itu adalah cincin.
Didapuk sebagai planet terbesar kedua dalam tata surya, Saturnus memiliki keunikan tersendiri.
Tak hanya fakta bahwa ia memiliki cincin, namun Saturnus juga merupakan planet yang ringan.
Akan tetapi, planet yang memiliki luas 42,7 miliar km ini rupanya memiliki sisi lain yang mencekam.
Tak seperti Bumi yang merupakan planet batuan, seluruh komponen Saturnus terbuat dari gas dengan 75 persen komponennya yaitu hidrogen serta 25 persennya yakni helium dengan sedikit air, metana, dan amonia.
Hal ini lah yang dapat membuat Saturnus mengapung di atas air.
Mengutip Britannica, planet ini berputar sangat cepat di porosnya.
Satu hari di Saturnus berlangsung hanya selama 10 jam 34 menit.
Namun, Saturnus juga mengalami masa perputaran yang sangat lambat pada saat mengelilingi matahari hingga 29,4 tahun lama untuk menyelesaikan satu putaran penuh.
Ada hal paling ekstrem tentang Saturnus, ia memiliki angin yang sangat kencang.
Apabila Venus dinobatkan sebagai planet yang paling panas, lain halnya dengan Saturnus yang diketahui sebagai planet dengan angin paling cepat dalam tata surya.
Fakta iniah yang tak memungkinkan jika Saturnus dihuni manusia dan membuatnya amat mencekam.
Jika di Bumi kecepatan angin hanya mampu mencapai 250 km/jam pada keadaan normal, serta makimal 400 km/jam saat badai.
Sementara itu dilansir dari Bobo.ID, fakta lain tentang Saturnus yaitu tentang cincin yang dimilikinya.
Sama halnya dengan Jupiter, Uranus, dan Neptunus yang bercincin, namun hanya Saturnus saja yang cincinnya terlihat jelas.
Cincin Saturnus pertama kali dilihat oleh Galileo Galilei pada 1610 melalui teleskopnya.
Kemudian seorang astronom asal Belanda Christian Huyghens melihat lebis jelas lagi tentang cincin Saturnus dengan teleskopnya.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapati hasil bahwa cincin Saturnus berbentuk datar dan tipis.
Dengan adanya sejumlah fakta terkait Saturnus ini, maka planet tersebut bukanlah opsi planet lain selain Bumi untuk ditinggali.
Mars lah yang sejauh ini memiliki kemungkinan dapat ditinggali manusia usai ditemukan adanya bukti temuan air di permukaannya.
Sayangnya, baik Saturnus hingga Mars ataupun planet lain yang ada di Bima Sakti masih tertutup kabut misteri.
GridPop.ID (*)