Sekelompok orang berbeda yang selamat dari wabah penyakit tidur melaporkan masih merasakan lesu.
Kondisi itu memaksa mereka tidur dalam keadaan tertentu selama bertahun-tahun.
Ketika survei dilakukan terhadap pasien yang sembuh, mereka juga mengatakan mengalami kekakuan otot ketika sedang istirahat.
Berdasarkan kesaksian pasien dan penelitian, dokter mencoba obat baru bernama L-dopa yang dikembangkan untuk penyakit Parkinson.
Pasien dilaporkan memberikan respons positif terhadap obat tersebut. Pada waktu yang sama ketika pandemi penyakit tidur merebak, wabah influenza (flu spanyol-1918) yang terkenal lebih mematikan juga dimulai.
Beberapa peneliti ada yang menyimpulkan penyakit tidur mungkin ada hubungannya dengan penyebab infeksi influenza ini.
Ada juga peneliti yang meyakini bentrokan kedua wabah itu hanya kebetulan belaka.
Sementara penelitian lebih lanjut mengatakan kemungkinan ada pemicu lain yang memperburuk dampak penyakit tidur, yang sebenarnya mungkin bisa dengan mudah disembuhkan sebelumnya.
Ancaman penyakit tidur Pada 17 April 1917, Dr Constantin von Economo membagikan ilmunya tentang penyakit baru yang dinamakan Encephalitis Lethargica.
Dia membagikan informasi ini pada pertemuan Society for Psychiatry and Neurology. Segera setelah mendiskusikan penyakit ini dengan orang lain, dan menerbitkan artikel pertama tentang penyakit tidur, Encephalitis Lethargica.
Dalam artikel tersebut, ilmuwan itu menjabarkan serangkaian peristiwa yang dialami penderita penyakit tidur.
Pasien dilaporkan mengalami waktu tidur yang sangat lama, seolah masuk dalam keadaan koma karena penyakit ini.
GridPop.ID (*)