Find Us On Social Media :

Sakit Kepala Berlebih hingga Berbeda dari Biasanya Bisa Jadi Gejala Tumor Otak, Simak Beberapa Kondisi yang Muncul Akibat Tumor Otak yang Wajib Anda Ketahui

By Lina Sofia, Minggu, 26 September 2021 | 12:32 WIB

Ilustrasi sakit kepala

GridPop.ID - Sakit kepala adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan di kepala, kulit kepala, atau bahkan sampai leher.

Rasa sakit yang membuat kepala tidak nyaman ini bisa jadi tanda dari masalah yang lebih serius bahkan sampai memerlukan perhatian medis.

Apalagi ketika Anda mengalami sakit kepala yang tampak sedikit lebih menyakitkan atau berbeda dari biasanya.

Anda salah satunya mungkin khawatir jika sakit kepala yang Anda rasakan ternyata merupakan gejala tumor otak.

Sakit kepala adalah masalah kesehatan umum yang bisa disebabkan ketegangan, stres, tekanan darah tidak normal, gangguan saraf, dan termasuk gangguan pencernaan.

Tapi di sisi lain, jika ada tumor otak, sakit kepala tetap saja adalah gejala paling umum yang bisa terjadi akibat penyakit berbahaya ini.

Mengenal perbedaan antara sakit kepala umum dan sakit kepala yang mengarah pada gejala tumor otak kiranya baik dilakukan untuk membantu Anda dalam menentukan langkah penanganan terbaik.

Ciri sakit kepala yang mengarah pada gejala tumor otak Melansir Kompas.com dari Health Line, pada tahap awal, tumor otak mungkin tidak memiliki gejala yang nyata.

Hanya ketika tumor tumbuh cukup besar untuk memberi tekanan pada otak atau saraf di otak yang dapat mulai menyebabkan sakit kepala.

Sifat sakit kepala tumor otak berbeda dari sakit kepala tegang (tension headache) atau migrain dalam beberapa hal.

Misalnya, sering terbangun dengan sakit kepala bisa menjadi tanda tumor otak.

Namun, perlu diingat bahwa kondisi lain, seperti sleep apnea obstruktif atau mabuak alkohol juga dapat menyebabkan sakit kepala di pagi hari.

Baca Juga: Nggak Boleh Dianggap Sepele, Ini 5 Tanda Sakit Kepala yang Berbahaya, Salah Satunya yang Dialami Tukul Arwana!

Tetapi jika Anda mulai sering mengalami sakit kepala, berbagai jenis sakit kepala, atau jika sakit kepala berubah tingkat keparahannya, perhatikan hal itu.

Kondisi ini mungkin menunjukkan adanya tumor otak. Demikian juga, jika Anda bukan orang yang biasanya mengalami sakit kepala, tetapi Anda mulai sering mengalami sakit kepala yang menyakitkan, sebaiknya segera saja kunjungi dokter.

Secara umum gejala sakit kepala lain yang terkait dengan tumor otak mungkin termasuk:

- Sakit kepala yang membangunkan tidur Anda di malam hari

- Sakit kepala yang berubah saat Anda mengubah posisi

- Sakit kepala yang tidak merespon obat pereda nyeri umum seperti aspirin, acetaminophen (paracetmaol), atau ibuprofen

- Sakit kepala yang berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu

- Karena rasa sakitnya bisa sangat intens, sakit kepala tumor otak terkadang disamakan dengan migrain.

Namun, serangan migrain juga dapat memicu mual dan kepekaan ekstrim terhadap cahaya.

Sementara, sakit kepala tumor otak biasanya disertai dengan tanda-tanda lain yang lebih variatif dan lebih signifikan.

Gejala yang menyertai sakit kepala tumor otak Jika sakit kepala adalah satu-satunya gejala yang Anda rasakan, kondisi itu cenderung tidak disebabkan oleh tumor otak.

Melansir Medical News Today, pada umumnya, ada beberapa kondisi selain sakit kepala yang dapat muncul akibat adanya tumor otak.

Berikut adalah beberapa gejala penyerta yang umum terjadi pada kasus tumor otak:

- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan

- Penglihatan ganda, penglihatan kabur, atau kehilangan penglihatan

- Peningkatan tekanan terasa di bagian belakang kepala

- Pusing dan kehilangan keseimbangan

- Kejang

- Ketidakmampuan tiba-tiba untuk berbicara

- Gangguan pendengaran

- Kelemahan atau mati rasa yang secara bertahap memburuk di satu sisi tubuh

- Kemurungan dan kemarahan yang tidak seperti biasanya

Baca Juga: Tukul Arwana Ngeluh Pusing Sebelum Dilarikan ke RS, Ternyata Makanan Enak Ini Bisa Picu Sakit Kepala Seperti yang Dialami Sang Komedian, Pemilik Golongan Darah B Patut Waspada!

Beberapa gejala ini juga bisa mengindikasikan stroke yang tidak disebabkan oleh tumor otak.

Stroke adalah gangguan aliran darah ke atau di dalam pembuluh darah di otak.

Tapi mau itu disebabkan oleh stroke atau tumor otak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami sakit kepala yang disertai dengan berbagai gejala penyerta di atas.

Keduanya sama-sama adalah penyakit yang bisa mengancam jiwa.

Kapan harus ke dokter saat sakit kepala?

Jika Anda telah didiagnosis menderita kanker di tempat lain di tubuh Anda dan Anda mulai mengalami sakit kepala yang parah, segera saja beri tahu dokter Anda.

Ada kemungkinan kanker Anda telah menyebar ke otak Anda.

Bersiaplah untuk menggambarkan semua gejala yang Anda alami secara rinci.

Sifat sakit kepala Anda akan membantu dokter Anda membuat rencana perawatan yang lebih baik.

Jika Anda tidak memiliki riwayat kanker, sebaiknya temui dokter atau ahli saraf jika sakit kepala Anda berlangsung selama beberapa hari atau minggu dengan sedikit atau tanpa penanganan.

Sakit kepala yang terus memburuk tanpa respon terhadap pengobatan antinyeri umum juga harus dievaluasi.

Penurunan berat badan, mati rasa otot, dan perubahan sensorik (penglihatan atau gangguan pendengaran) yang menyertai sakit kepala juga harus segera diperiksakan ke dokter.

Jika tidak ada pengobatan kanker agresif yang dilakukan, dokter Anda mungkin mencoba untuk mengelola gejala sakit kepala tumor otak Anda dengan steroid untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan, sehingga mengurangi tekanan pada saraf.

Jika kejang adalah masalah, dokter Anda mungkin meresepkan obat anti-kejang atau anti-epilepsi.

Sementara itu, dikutip Grid.ID dari Gridhealth.id, ada 6 barang yang kerap ditemui dan ternyata bisa menjadi penyebab dari tumor otak.

Berikut 6 barang yang harus diwaspadai agar tidak menjadi pemicu tumor otak.

1. Makanan kemasan

Makanan kemasan begitu mudah dijumpai di sekitar dan tak jarang dikonsumsi anak-anak.

Di balik fungsinya yang praktis, dalam makanan kemasan ternyata terdapat kandungan yang membahayakan kesehatan, bahkan menjadi pemicu kanker dan tumor.

Dilansir dari NCBI, meski praktis, ternyata makanan kemasan mengandung pengawet dan pemanis buatan, yaitu vinil klorida yang menjadi penyebab utama munculnya tumor pada otak.

Baca Juga: Penderita Sakit Kepala Nyesel Baru Tahu Sekarang, 5 Cara Alami Ini Bisa Membantu Menghilangkan Rasa Sakit Saat Kambuh Tanpa Minum Obat

2. Makanan dengan pemanis buatan

Pemanis buatan aspartam memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Jika dikonsumsi tubuh, terdapat zat penyakit yang menyebabkan kanker otak, yaitu DKP.

Apabila sering mengonsumsi makanan manis, membuat anak lebih banyak mengonsumsi DKP yang bisa memicu munculnya tumor pada otak anak.

3. Daging merah dan daging olahan

Daging merah seperti daging sapi atau kambing, merupakan bahan makanan pemicu timbulnya tumor otak.

Bahkan lebih berisiko lagi apabila daging merah dimasak dengan cara dibakar, karena zat dalam daging menjadi bersifat karsinogenik.

Sementara itu, daging olahan seperti sosis atau kornet, termasuk makanan yang mengandung pengawet dengan zat pemicu tumor otak yang tinggi.

Tak hanya diolah dalam bentuk kaleng, daging dan sayur yang dengan sengaja diawetkan dengan zat kimia juga memiliki risiko tinggi timbulnya tumor otak.

4. Ponsel

Ponsel memiliki sinar radiofrekuensi (RF) atau radiasi yang berbahaya bagi otak manusia.

Radiasi yang dibawa ponsel diterima otak dan efeknya akan berisiko memicu timbulnya tumor otak.

Hal tersebut yang membuat ahli kesehatan tak menyarankan anak untuk bermain ponsel.

Bahkan orangtua disarankan untuk menjauhkan ponsel dari anak karena tumor otak yang diidap anak bisa saja muncul dan bisa terdeteksi dalam waktu yang lama.

5. Barang Elektronik

Paparan medan elektromagnetik yang terdapat pada barang elektronik juga bisa jadi sebab utama timbulnya tumor pada otak anak.

Dilansir dari cancer.org, terlalu sering mendekatkan anak dengan berbagai barang elektronik akan membuat risiko tumor otak dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan anak yang dijauhkan dari barang elektronik.

6. WiFi

Menurut WHO yang dilansir dari Kompas.com, studi 15 tahun belakangan ini menemukan bahwa frekuensi yang ditimbulkan jaringan WiFi dari pemancar dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor otak pada penggunannya.

Agency for Research Cancer (IARC) berhasil membuktikan bahwa WHO telah menyampaikan bahwa radiasi yang terdapat pada WiFi merupakan golongan 2B bersifat karsinogen dan memicu timbulnya tumor serta kanker otak.

Baca Juga: Nyesel Kalau Nggak Tahu, 7 Makanan Berikut Bisa Atasi Gejala Tak Nyaman Saat Menstruasi

GridPop.ID (*)