Find Us On Social Media :

Jadi Ular Terpanjang di Dunia, Ular Sanca Kembang Ternyata Banyak Ditemukan di Hutan Hujan Indonesia, Begini Ciri-cirinya!

By Lina Sofia, Rabu, 29 September 2021 | 17:22 WIB

Sanca kembang

GridPop.ID - Ular merupakan hewan jenis reptil yang bisa ditemukan di seluruh belahan Bumi.

Namun, kehadirannya yang secara tiba-tiba sontak akan membuat semua orang merasa terkejut dan ketakutakan.

Hal ini karena beberapa jenis ular memiliki bisa yang beracun sehingga dapat membahayakan nyawa manusia.

Sama seperti hewan lainnya, ular juga akan tumbuh dan berkembang. Apakah Anda tahu jenis ular terpajang di dunia?

Dilansir dari Kompas.com, ular sanca kembang adalah ular terpanjang di dunia.

Ular sanca kembang dikenal juga dengan berbagai nama, seperti phyton, ular petola di Ambon, sawah netem di Simeuleu, dan reticulated phyton dalam bahasa Inggris.

Ular sanca kembang banyak ditemukan hutan hujan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Laporan lainnya menemukan ular ini pernah ditemukan juga di Bangladesh, Sudan, dan Australia.

Baca Juga: Nyaris Jadi Santapan Ular Piton, Pria Asal Sumsel Selamat Berkat Aksi Heroik Ini

Klasifikasi Taksonomi ular sanca kembang

Dilansir dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Daerah Istimewa Yogyakarta, berikut urutan taksonomi ular sanca kembang.

Ciri-ciri fisik ular sanca kembang

Kulit ular sanca kembang memiliki pola yang sangat indah, membentuk jala atau reticulate.

Pola tersebut berwarna hitam dan cokelat. Sedangkan bagian bawah tubuhnya berwarna kuning dan putih.

Melansir dari Bobo.ID, selain sanca kembang, beberapa orang mengenal jenis ular ini dengan sanca batik atau sanca timur laut.

Selain besar, ular sanca kembang dikenal juga sebagai ular terpanjang di dunia. Konon panjanganya bisa lebih dari 8,5 meter.

Berat ular dengan nama ilmiah Malayopython reticulatus bisa mencapai 135 kilogram.

Sama seperti anakonda hijau, sanca kembang juga memangsa dengan cara melilitkan tubuhnya pada musuh dengan kuat.

Di Asia, musim kawin ular sanca kembang berlangsung dari bulan September hingga Maret. Sekali bertelur, jumlah telurnya berkisar 10 sampai 100 butir.

Induknya akan mengerami telurnya selama 80 sampai 90 hari sebelum menetas.

Baca Juga: Niat Hati Ingin Menangkap Ular, Remaja Ini Apes Setelah Dililit Ular Sanca Hingga Tewas, Warga yang Datang Tak Kunjung Menolong Karena Takut

Habitat ular sanca kembang

Ular sanca kembang banyak ditemukan di hutan hujan daerah tropis dengan ketinggian 1.200 sampai 2.500 meter di atas permukaan laut.

Phyton membutuhkan suhu yang tepat untuk bertahan hidup, yaitu pada suhu 24 sampai 34 derajat Celcius.

Ular sanca kembang biasanya ditemukan dekat dengan sumber air, seperti sungai. Ini merupakan cara mereka untuk berkamuflase sebelum mereka menyerang mangsanya.

Mangsa

Makanan utama ular sanca kembang adalah mamalia kecil, burung, dan reptil lain.

Ular sanca dewasa juga bisa memakan anjing, monyet, babi hutan, rusa, dan juga manusia yang datang ke tempatnya menunggu mangsa.

Cara phyton melumpuhkan mangsanya adalah dengan melilitkan badannya yang panjang dan kuat di sekitar tubuh mangsanya hingga kehabisan napas.

Selain itu, lilitan ular sanca kembang juga bisa mematahkan tulang untuk memudahkan ular tersebut menelan mangsanya secara utuh.

Baca Juga: Jana Ditemukan Tewas Tergeletak Usai Dililit Ular Sanca Peliharaannya, Ternyata Inilah Penyebab Ular Sanca Tak Bisa Lilit Manusia Hingga Hancur!

GridPop.ID (*)