Find Us On Social Media :

Jangan Buru-buru Senang Dulu, Berat Badan yang Turun Drastis Tak Melulu Jadi Kabar Baik, Simak 3 Risikonya Ini

By Ekawati Tyas, Sabtu, 9 Oktober 2021 | 08:32 WIB

Berat badan turun drastis? Berikut ini risikonya

GridPop.ID - Memiliki tubuh ideal bak gitar spanyol tentu menjadi dambaan semua wanita.

Saat berat badan turun dengan cepat maka sudah pasti akan membuat bahagia dan menandakan jika diet yang dijalani berjalan lancar.

Akan tetapi, berat badan yang turun secara drastis tak selamanya pertanda baik loh!

Dilansir dari clevelandclinic.org via GridHealth.ID, penurunan berat badan secara drastis bisa menjadi pertanda penyakit diabetes.

Selain itu, bukan hanya diabetes saja yang ditandai dengan turunnya berat badan seseorang dalam jumlah banyak.

Akan tetapi, bisa juga menunjukkan masalah lain seperti kanker atau masalah dengan saluran pencernaan.

Bisa juga masalah metabolisme hingga tiroid.

Sementara dilansir dari KompasHealth, jika berat badan turun dengan jumlah yang drastis, maka dapat memicu berbagai hal berikut ini:

Baca Juga: Bikin Takjub, Konsumsi Satu Buah Pisang Tiap Hari Bisa Datangkan Sejuta Manfaat Bagi Tubuh, Salah Satunya Bantu Turunkan Berat Badan

Metabolisme merupakan proses pembakaran kalori pada tubuh.

Jika metabolisme melambat, maka dapat merusak kemampuan tubuh untuk mempertahankan berat badan.

Seorang ahli diet Marcio Griebeler memaparkan penjelasan terkait permasalahan ini.

“Ketika Anda menurunkan berat badan terlalu cepat, tubuh Anda memperlambat proses pembakaran kalorinya.

Itu adalah cara tubuhmu mencoba memastikan agar kamu tidak kelaparan.

Anda mungkin kehilangan banyak berat badan segera, tetapi metabolisme akan melambat,” ungkapnya.

Metabolisme yang melambat inilah akhirnya membuat berat badan kembali naik setelah berhasil menurunkannya dengan cepat.

Saat kembali makan makanan biasa, metabolisme tubuh tidak terbiasa dengan banyak kalori sehingga berat badan kembali naik.

Saat mengurangi kalori, mungkin timbangan akan menunjukkan angka penurunan yang drastis.

Akan tetapi, penurunan tersebut terjadi bukan karena massa lemak yang hilang melainkan massa otot yang mulai menurun.

Baca Juga: Mampu Pangkas Berat Badan Hanya dalam 5 Hari, Begini Cara Diet Pepaya yang Mudah dan Simpel Dilakukan di Rumah

“Pembatasan kalori yang tiba-tiba dan dalam jumlah banyak akan membuat Anda kehilangan massa otot,” kata Griebeler.

Lebih sulit untuk menurunkan berat badan saat seseorang tidak memiliki massa otot yang cukup karena otot membakar banyak kalori.

Tubuh manusia membutuhkan sejumlah lemak, protein, dan karbohidrat, vitamin, serta mineral.

Jika memutuskan untuk mengurangi kalori atau bahkan berhenti mengonsumsi makanan tertentu seperti karbohidrat, maka akan muncul berbagai masalah yang bisa saja terjadi, antara lain:

- Masalah pencernaan seperti sembelit.

- Kelelahan dan kehilangan energi.

- Kehilangan kepadatan dan kekuatan tulang.

- Kekebalan tubuh yang rendah terhadap penyakit.

- Rambut rontok.

“Tidak ada salahnya mengurangi kalori jika Anda mengonsumsi berbagai makanan kaya nutrisi,” kata Griebeler.

Saat melakukan diet, tetap harus mengonsumsi makanan yang memiliki gizi seimbang.

Baca Juga: Biodata Artis Pandji Pragiwaksono, Komika yang Sukses Turunkan Berat Badan Hingga 16 Kilo, Kini Ngaku Lebih Bugar!

 

GridPop.ID (*)