GridPop.ID - Nama presenter Boy William tentu sudah tak asing lagi di telinga publik.
Boy William kerap wara-wiri di TV memandu berbagai program acara.
Tak hanya itu saja, Boy William juga sukses sebagai seorang YouTuber.
Boy William mengakui sering dikira sombong karena tidak menanggapi ketika ada orang yang menyapa atau mengajaknya berbicara.
Namun hal itu sebenarnya bukan karena dia sombong, melainkan karena ia memiliki kondisi khusus.
Hal ini diungkap Boy William dalam unggahan Instagram pada Kamis 21 Oktober 2021.
Melalui video singkat, Boy William menunjukkan momen ketika ia belajar bahasa isyarat.
Melansir dari Tribunnewsmaker.com, rupanya, telinga sebelah kiri Boy William tidak dapat berfungsi sehingga ia tidak bisa mendengar secara optimal.
Berikut isi pengakuan Boy William:
"Pengen belajar bahasa baru, bahasa isyarat.
Ga banyak orang yang tau kalo gue juga tuli.
Kuping kiri gue 100% ga berfungsi.
Kadang kalo orang duduk di sebelah kiri gue dan manggil gue, kadang suka gak nengok dan di anggap sombong padahal memang ga kedengeran.
Hehe.. gue ketemu temen-temen tuli seperti mereka jadi banyak belajar kalau kekurangan yang kita punya ga ngalangin apapun yang pengen kita raih selama kita punya niat dan terus berusaha dan jangan minder.
Disable doesn't mean Dis-ABLE," tulis Boy William
Karena postinganya ada beberapa warga net yang tidak menyangka dan menyemangati Boy.
"Serius? Gak nyangka kakak jg Tuli, selama ini aku pikir kk bisa denger. Semangat belajar bahasa baru, bahasa isyarat (BISINDO). Perkenalkan saya Tuli, 22nya 100% Tuli. Semangat membuat konten, kalau bisa kasih CC ya supaya temen-temen Tuli bisa baca dengan nyaman. Terimakasih(emotion)" tulis warga net.
Dilansir dari Kompas.com, bahasa isyarat pertama kali diajarkan seorang dokter bernama Geronimo Cardano dari Padua, Italia, pada abad ke-16.
Dokter Cardano menyadari penderita tuna rungu dapat diajarkan memahami simbol.
Caranya dengan mencocokkan simbol pada hal-hal yang mereka lihat.
Pemahaman dokter Cardano ini bermula saat dirinya mengajarkan bahasa tulisan ke putranya, yang memang seorang tuna rungu.
Dia menyadari bahwa pemahaman yang dimiliki putranya sama dengan anak-anak lain yang tidak memiliki masalah pendengaran.
Lalu pada tahun 1775, seorang kepala biara bernama Charles Michel de L'Eppe dari Paris mendirikan sekolah gratis pertama bagi penderita tuna rungu.
Di sekolah ini, L'Eppe mengajarkan penderita tuna rungu berkomunikasi menggunakan gerakan, tanda jari, dan tangan.
Mereka dilatih membentuk huruf menggunakan jari. Bahasa isyarat lalu menyebar ke AS setelah Thomas Hopkins Gallaudet, seorang rohaniawan, diundang ke Paris untuk belajar bahasa isyarat.
Hingga saat ini, sudah banyak bahasa isyarat yang dipakai di setiap negara. Selain itu, ada satu bahasa internasional yang diakui dan digunakan.
Beberapa sosok penting di dunia yang amat dikenal, ternyata juga sosok tuna rungu. Contohnya Ludwig van Beethoven, seorang komposer dan pianis asal Jerman yang menjadi tuna rungu sejak usia 28 tahun.
Tapi dia tetap berkarya dan menghasilkan musik.
Ada pula Hellen Keller. Perempuan jenius ini adalah dosen dan penulis buku yang dikenal sebagai tuna rungu dan tuna netra pertama yang dapat menyelesaikan kuliah.
GridPop.ID (*)