Nah, kali ini fenomena itu bergeser menjadi selfie musibah. Dalam hal ini musibah kecelakaan yang dialami Vanessa dan Bibi.
"Musibah sendiri adalah sebuah kesengsaraan, tapi di sisi lain selfie mencerminkan kegembiraan," ungkap Widyanta dilansir dari Kompas.com, Kamis (11/11/2021).
Ironisnya, kedua hal yang bertolak belakang ini dijejerkan di dalam realitas masyarakat digital hari ini.
"(Saat ada fenomena selfie bencana) ada yang menyebut itu sebagai pornografi bencana. Boleh juga di sini kita menyebut sebagai pornografi musibah dengan selfie seperti itu," urainya.
Dipaparkan Widyanta, fenomena pornografi musibah seperti ini semakin marak di dunia yang disebutnya subjek digital atau subjek algoritmik.
Yang dimaksud subyek digital adalah semua orang yang memiliki handphone.
"Saya kira, ini bisa kita nilai sebagai realitas dari oksimoron yang dipraktikkan di kehidupan nyata oleh subyek digital," kata Widyanta.
Oksimoron merupakan dua kata berlawanan yang ada di satu kalimat atau satu frasa.
"Nah, ini praktik oksimoron itu dilakukan (di kehidupan). Praktik bergembira ria di atas musibah," jelasnya.
GridPop.ID (*)